Jakarta (ANTARA News) - Meski nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat hingga menyentuh angka lebih dari Rp 14.000, Vice President Samsung IT & Mobile Business PT SEIN, Andre Rompis, optimistis terhadap pasar smartphone alias ponsel cerdas, di Indonesia.
"Isu nilai tukar mata uang sebenarnya bukan hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi terjadi di mana-mana," kata dia dalam peluncuran Samsung Galaxy Note 5, di Jakarta, Kamis.
"Kami sudah memperhitungkan harga yang kami berikan itu masih bisa dijangkau konsumen di Indonesia," kata dia.
Lebih lanjut, Rompis mengatakan, pasar smartphone di Indonesia masih bertumbuh. Menurut Andre, dari segi kuantitas pasar smartphone masih tumbuh, meskipun dari segi nilai sedikit menurun.
Namun demikian, Rompis mengatakan kontribusi smartphone premium dari segi nilai masih terus meningkat.
"Dengan fitur-fitur yang lebih canggih ternyata dari segi nilai pasar itu masih menarik, masih meningkat," ujar dia.
"Jadi, kami percaya marketnya masih besar di situ, kami punya basis penggemar cukup kuat, dan dengan basis penggemar yang besar kami bisa memperluas pasar itu sendiri," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015