Denpasar (ANTARA News) - Ketua Koperasi Tahu dan Tempe Wilayah Kota Denpasar, Agus Man, mengatakan, melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang lebih dari Rp14.000 berdampak pada biaya produksi tahu-tempe.


Penghasilan pembuat dan penyalur tahu-tempe bisa menurun, dampak tidak langsung dari gejolak ekonomi dipicu devaluasi yuan China alias Tiongkok.

"Sebelum nilai mata uang dolar melambung, biasanya dalam satu hari penghasilan koperasi bisa mencapai Rp10 juta," kata Man, Kamis.

Kini, penghasilan mereka berkuran 40 persen alias cuma Rp6 juta sehari.


Harga kedelai yang tidak stabil itu menyebabkan penghasilan berkurang. "Harga kedelai tiap harinya selalu berubah-rubah, kadang naik, kadangnya juga turun," kata Man.


Dulu gejolak produksi tahu-tempe ini pernah juga terjadi karena harga kedelai --kebanyakan impor-- naik. Penyelesaiannya, ukuran tahu dan tempe lalu diperkecil agar harga tidak naik tajam.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015