Mulai hari ini, saya tidak lagi pesimistis

Shanghai (ANTARA News) - Harga saham di pasar saham Tiongkok naik didorong sentimen positif menguatnya indeks saham di Wall Street yang membuat keguncangan di pasar modal dunia mereda, dan sekaligus menjadi bukti mulai berbaliknya investor Tiongkok dan asing melakukan aksi beli saham untuk merealisasikan keuntungan setelah harga saham anjlok 20 persen selama pekan lalu.

Namun para pelaku pasar mengatakan pasar masih rentan dari aksi jual dadakan karena investor yang membeli saham berusaha memanfaatkan marjin keuntungan untuk antisipasi.

Sentimen juga masih ringkih karena investor tengah menunggu apakah pemerintah Tiongkok dapat mengeluarkan perekonomian terbesar kedua di dunia itu dari jebakan perlambatan ekonomi.

Kendati begitu Indeks Saham Gabungan Shanghai (SCI) naik 3 persen pada awal perdagangan namun menyurut lagi menjadi hanya naik 1,6 persen pada akhir sesi pagi.

Indeks ini mencapai puncak level teknikalnya pada 3.000 poin, namun terakhir diperdagangkan pada 2.972, 57 poin yang menandakan level support mungkin telah terbalik ke level resistance, dalam kata lain pergerakan harga saham sudah seharusnya berbalik ke trend sebaliknya, yakni menguat atau bullish.

Di Hongkong, indeks Hang Seng juga naik 2,5 persen pada sesi pagi. Sebagian karena terdorong sentimen positif di Wall Street.

"Mulai hari ini, saya tidak lagi pesimistis," kata Jiang Chao, ekonom Haitong Securities yang pernah dengan tepat memprediksi trend kenaikkan harga saham Tiongkok babal berakhir pertengahan Juni.

Dia memprediksi bank sentral Tiongkok akan memangkas tingkat suku bung yang mendorong bursa saham menjadi atraktif lagi setelah ambruk diganyang sentimen devaluasi yuan.

Indeks Hang Seng naik 2,5 persen menjadi 21.613,48 poin, sedangkan indeks Hong Kong China Enterprises terangkat 3,4 persen menjadi 9.750,14 poin.

Goldman Sachs belum lama ini menyatakan Tiongkok masih menjadi tempat yang lebih nyaman untuk investasi ketimbang negara-negara ekonomi berkembang Asia lainnya, demikian Reuters.


Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015