Kami juga terus mendorong dunia usaha agar melakukan prinsip kehati-hatian dengan minimum hedging (lindung nilai)

Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) memprediksi perekonomian sepanjang 2015 akan tumbuh moderat 4,9 persen dengan semester kedua akan tumbuh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.

Gubernur BI Agus Martowardojo dalam suatu pertemuan di Jakarta, Kamis meyakini, ekonomi domestik akan tumbuh lebih baik pada semester dua 2015 dibandingkan semester sebelumnya yang relatif melambat.

"Jadi nanti pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan berada di kisaran tengah 4,7-5,1 persen atau ada di kisaran 4,9 persen," ujar Agus.

Menurut Agus, saat ini pemerintah tengah menghadapi tantangan ekonomi dunia yang besar di mana pertumbuhan ekonomi dunia pada 2015 diprediksi 3,3 persen atau lebih rendah dari realisasi 2014 pada 3,4 persen.

Ini menunjukkan perkembangan ekonomi dunia belum terlalu menggembirakan.

"Walaupun ada perbaikan di negara maju seperti AS, tapi yang perlu diperhatikan adalah Tiongkok yang 20 tahun terakhir tumbuh di atas 10 persen, terakhir turun 7,4 persen, dan di 2015 diproyeksi 6,8 persen. Tiongkok itu ekonomi besar, kalau turun tentu berdampak," kata Agus.

Sejumlah negara berkembang yang dibangggakan seperti Brasil, Turki, India dan Afrika Selatan juga tidak luput dari tekanan akibat melemahnya ekonomi dunia dan sentimen kenaikan suku bunga The Fed.

Terkait dengan ekonomi domestik yang melambat pada semester I, Agus menilainya akibat belum cairnya anggaran dengan cepat.

Bank sentral sendiri, lanjut Agus, akan senantiasa merespons dengan kebijakan yang hati-hati dan konsisten guna menjaga inflasi tetap terkendali.

"Kami juga terus mendorong dunia usaha agar melakukan prinsip kehati-hatian dengan minimum hedging (lindung nilai) dan minimum pengelolaan likuiditas. Utamanya kami akan terus lakukan koordinasi dengan pemerintah," kata Agus.


Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015