Semacam liontin, nanti pakai kulit garut, diikat sama kulit, istilahnya itu versi koboi untuk semua pemenang medali
Bandung (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menyiapkan hadiah berupa liontin batu akik untuk atlet yang meraih medali pada pelaksanaan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XIX/2016 di Jabar.
"Semacam liontin, nanti pakai kulit garut, diikat sama kulit, istilahnya itu versi koboi untuk semua pemenang medali," kata Gubernur Jabar Ahmad Heryawan saat mengunjungi Koperasi Lasminingrat Batu Akik Kabupaten Garut, Rabu.
Gubernur mengatakan, batu akik untuk PON tersebut sama seperti yang diberikan Koperasi Lasminingrat kepada delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung.
Rencana hadiah itu, kata Gubernur, sebagai upaya Pemerintah Provinsi Jabar untuk mengenalkan keunikan batu akik khas Jabar kepada masyarakat lebih luas.
"Kan hadiah unik, jadi benda antik yang berkesan, orang asing saja dipakai," katanya.
Gubernur menegaskan, batu akik yang disiapkan untuk PON Jabar bukan hanya berasal dari Garut, melainkan dari seluruh daerah di Jabar yang memiliki ciri khas batu akik.
"Batunya bukan dari Garut saja, tapi dari Tasik, Sukabumi, Banjar, jadi kita campur," kata Gubernur.
Ketua Koperasi Lasminingrat Yudi Nugraha menambahkan, pihaknya bersama seluruh perajin batu akik di Garut siap untuk memenuhi permintaan batu akik sebagai cinderamata bagi atlet peraih medali pada pelaksanaan PON XIX/2016 Jabar.
"Batu akik yang akan diunggulkan dari Garut yaitu batu Pancawarna kolaborasi dengan batu lain, alasannya kenapa, karena mempunyai filosofi," katanya.
Ia menyebutkan, berdasarkan hitungan sementara liontin batu akik yang harus disiapkan untuk PON Jabar sebanyak 2.500 liontin dengan kualitas terbaik.
Kebutuhan liontin itu, kata dia, tidak semuanya dari batu akik yang ditambang dan dibuat di Garut melainkan ada dari daerah lain di Jabar.
"Disini saya berjuang atas nama Garut, ada dari daerah lain juga yang mempunyai potensi bahan tambang batu akik untuk dipersembahkan kepada Jabar," katanya.
Pewarta: Feri Purnama
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015