Kami mengoptimalkan persawahan yang ada di Kalimantan dan Sumatera, kecuali Lampung dan Aceh yang sedang banjir,"

Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan persawahan di Sumatera dan Kalimantan yang tidak terdampak El Nino dioptimalkan untuk menangani dan menghadapi dampak El Nino yang ada sekarang.

"Kami mengoptimalkan persawahan yang ada di Kalimantan dan Sumatera, kecuali Lampung dan Aceh yang sedang banjir," ujar Mentan di Gedung Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan dampak El Nino terjadi di sebelah selatan khatulistiwa, yakni Jawa, Bali, NTT dan Sulawesi, sementara di sisi utara Khatulistiwa tidak terdampak el nino, di antaranya Kalimantan dan Sumatera.

Bahkan kekeringan di Sumatera, tutur Mentan, justru menguntungkan karena sawah pasang surut dan lebak yang surut bisa ditanami padi. Sementara luas sawah Sumatera, tutur Mentan, dua juta hektare dan Kalimantan satu juta hektare yang dapat dioptimalkan.

Kementan juga memberikan bantuan pompa dan alsintan ke daerah tersebut. Selanjutnya, Kementan bersama Kementerian PU telah membahas irigasi teknis untuk daerah yang airnya mengalir sepanjang musim seluas 500 ribu hektare.

Menteri Amran mengatakan pihaknya juga mendistribusikan pompa air di daerah-daerah yang memiliki air, seperti Bengawan Solo di Jawa Timur dan Sungai Cimanuk di Jawa Barat sehingga membuahkan hasil 40-50 ribu hektar sawah yang terselamatkan di sekitar sungai tersebut.

Sampai Agustus, ia mengatakan panen sudah mencapai 76 persen. Sementara 15 persen akan dipanen pada September-Oktober ini yang dijaga agar tidak gagal.

"Jangan diasumsikan el nino berdampak pada semua lahan pertanian sebanyak 14 juta hektare seluruh Indonesia," ujar Mentan.

Sementara untuk puso sampai dengan hari ini, Mentan mengatakan terdapat sebanyak 25 ribu hektar, sedangkan setiap tahun tanpa el nino sebanyak 28 ribu hektar per tahunnya.

Untuk perubahan proyeksi produksi beras, Mentan mengatakan masih menunggu dari Badan Pusat Statistik.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015