"Saya masih optimistis dengan pasar modal kita, yang terjadi saat ini hanya temporary shocking saja, karena ada faktor eksternal," kata dia dalam temu media pada Rakernas BPJS Ketenagakerjaan, di Bandung, Selasa.
Faktor eksternal itu antara lain devaluasi yuan, dan isu-isu politik di Asia. Namun, dari sisi reaksi pemerintah dan kondisi internal, dia yakin kejutan eksternal itu akan segera berakhir, sehingga indeks pada saham gabungan yang saat ini 4200-an akan recovery lagi hingga akhir tahun.
"Kami melakukan penilaian terhadap investasi pada 2015, namun, kami masih memiliki keyakinan sampai 2015 ini dana investasi bisa mencapai Rp210 triliun hingga akhir 2015," kata Makassya.
Sebagai informasi, Makassya mengatakan, dana investasi BPJS Ketenagakerjaan saat ini (per Juli 2015) mencapai Rp195 triliun.
Lebih lanjut, dia berharap hasil investasi pada akhir 2015 dapat mencapai Rp18,8 triliun di mana saat ini (per Juli 2015) total hasil investasi BPJS Ketenagakerjaan telah mencapai Rp11,3 triliun.
"Tentu dengan situasi sekarang kami juga melakukan realokasi aset dengan berbagai implementasi," ujar Makassya.
"Kami akan tetap masuk ke pasar kapital, saham, untuk 2016 nanti kami akan menagalokasikan ke deposito sebesar 23 persen, obligasi 44 persen, saham 23 persen, lalu sisanya ke reksa dana, properti dan penyertaan," sambung dia.
Untuk informasi, pada 2015 ini, deposito BPJS Ketenagakejaan berada di posisi 22 persen, obligasi 42 persen, saham tahun ini diproyeksikan 21 persen, sehingga total yang akan ditingkatkan menjadi 23 pada 2016 dari 21 persen di 2015.
"Ini memperlihatkan bahwa kami tetap punya minat ke pasar modal," tambah dia.
"Tentu dengan situasi sekarang kami juga melakukan realokasi aset dengan berbagai implementasi," ujar Makassya.
"Kami akan tetap masuk ke pasar kapital, saham, untuk 2016 nanti kami akan menagalokasikan ke deposito sebesar 23 persen, obligasi 44 persen, saham 23 persen, lalu sisanya ke reksa dana, properti dan penyertaan," sambung dia.
Untuk informasi, pada 2015 ini, deposito BPJS Ketenagakejaan berada di posisi 22 persen, obligasi 42 persen, saham tahun ini diproyeksikan 21 persen, sehingga total yang akan ditingkatkan menjadi 23 pada 2016 dari 21 persen di 2015.
"Ini memperlihatkan bahwa kami tetap punya minat ke pasar modal," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015