"Pada Maret kami naikkan 1 persen, di bulan ini (Agustus) juga 1 persen. Alasannya pelemahan Rupiah," kata Communication Secrerary PT Unilever Indonesia Tbk Sancoyo Antarikso di Bekasi, Jabar, Selasa.
Sancoyo mengatakan, pelemahan nilai tukar Rupiah mempengaruhi 55 persen biaya produksi, sehingga perusahaan perlu menaikkan beberapa produk yang biasa dikonsumsi masyarakat tersebut.
"Saya tidak ingat produk apa saja, tapi yang pasti rata-rata naik 1 persen dari harga awal," ujar Sancoyo.
Namun, lanjutnya, pelemahan Rupiah tersebut tidak mempengaruhi perusahaan untuk tetap menanamkan investasinya di tanah air.
Terbukti, Unilever baru saja meresmikan pabrik kecap dan bumbu masaknya di Kota Jababeka, Cikarang, Bekasi, pada Selasa (25/8) dengan nilai investasi Rp820 milliar.
"Kami pemain jangka panjang, bukan hanya 'hit and run'. Jadi kalau kita investasi lihat jangka panjang. Selama RI pasarnya baik kami akan berinvestasi," katanya.
Adapun Unilever Indonesia berkontribusi hingga 2,5 milliar Euro terhadap pendapatan Unilever global yang mencapai 50 milliar Euro.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015