Jakarta (ANTARA News) - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan bahwa pemahaman dan penghayatan Pancasila era kini, sangat berbeda dengan penggalian, pemahaman dan penghayatan Pancasila di era para pendiri bangsa Indonesia.
Hal tersebut diungkapkannya usai membuka seminar nasional bertema "Strategi Menangkal Gerakan Transnasional Radikal Demi Integrasi Bangsa" yang diselenggarakan UPT Pusat Pengkajian Pancasila Universitas Negeri Malang, di Aula Utama UNM, Selasa.
Zulkifli mengatakan, di era para pendiri bangsa, penggalian, pemahaman dan penghayatan Pancasila dilakukan dengan hati nurani dan perenunangan yang panjang dengan melihat dan memahami keberagaman yang ada di Indonesia.
Isi dari sila keempat Pancasila tentang musyawarah dan mufakat, menurut dia, sangat terasa diimplementasikan. Namun saat ini berbeda jauh, di mana hampir di semua lini, musyawarah dan mufakat sangat jauh dari esensi sila keempat.
Zulkifli mengatakan bahwa itulah mungkin yang menyebabkan Pancasila seperti tidak lagi dibicarakan atau seperti dihilangkan, dan itulah sebabnya mengapa bangsa ini seperti kehilangan rohnya.
"Saya tekankan disitu. Sejatinya menurut saya, pemahanan dan pengamalan Pancasila sila keempat itu, esensinya adalah kekeluargaan dan kegotong royongan. Itu harus dipahami jangan sampai bangsa ini kehilangan roh kebangsaan yakni nilai-nilai luhur bangsa," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Zulkifli Hasan mengharapkan agar seminar tersebut akan bisa menghasilkan satu pemikiran yang baik bagi sistem ketatanegaraan Indonesia.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015