Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi bergerak melemah sebesar 25 poin menjadi Rp14.020 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.995 per dolar AS.
"Dolar AS di pasar negara berkembang kembali bergerak menguat, termasuk terhadap rupiah. Harga minyak yang kembali turun menambah pesimisme terhadap prospek rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Selasa.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa penguatan dolar AS sudah cenderung terbatas menyusul meredanya harapan kenaikan suku bunga the Fed menyusul kondisi perekonomian global yang melambat, kondisi itu bisa mengganggu pemulihan ekonomi Amerika Serikat yang saat ini sedang dalam proses.
Dari dalam negeri, lanjut dia, intervensi pasar yang dilakukan Bank Indonesia juga cukup meredam pelemahan mata uang rupiah lebih dalam. Berbagai kebijakan terus diluncurkan oleh pemerintah maupun Bank Indonesia untuk mendukung stabilitas pasar keuangan.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova menambahkan bahwa intervensi dari Bank Indonesia salah satunya melakukan pembelian Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder cukup positif dalam menjaga fluktuasi mata uang rupiah terhadap dolar AS.
"Adanya intervensi Bank Indonesia cukup membuat kepanikan pasar keuangan di dalam negeri mereda, diharapkan rupiah bisa berbalik ke area positif," katanya.
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar uang mengharapkan adanya realisasi percepatan belanja infrastruktur karena dengan membaiknya sektor itu akan mendorong fundamental ekonomi Indonesia menjadi lebih baik, yang akhirnya dapat menopang mata uang rupiah.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015