Hal itu dikatakan ARB dalam keterangan persnya di Gedung DPR RI di Jakarta sebelum rapat pleno Fraksi Partai.
"Partai Golkar minta pemerintah membentuk pusat krisis untuk tangani permasalahan ekonomi. Tidak mungkin penanganan ini tanpa satu komando, tapi harus dilakukan oleh satu badan, satu orang yang dipercaya oleh presiden. Dialah yang buat matrik penangangan krisis ekonomi," kata ARB.
Selain itu, Partai Golkar juga meminta pemerintah untuk tidak memfokuskan masalah ekonomi hanya di APBN semata.
"Kalau bicara ekonomi secara luas, GDP kita adalah 80 persen dilakukan masyarakat, dan 20 persen oleh APBN. Kalau kita fokus di APBN, tidak selesai, apalagi penyerapan APBN rendah," kata ARB.
Untuk mengatasi krisis ekonomi, lanjut mantan Menko Perekonomian itu adalah dengan memaksimalkan bantuan kepada dunia usaha.
"Bukan dengan menambah beban baru, menambah pajak baru yang justru memberatkan dunia usaha," pungkas ARB.
Terkait dengan melemahnya rupiah terhadap dolar, yang menembus Rp14.000, ARB menyatakan, bila keadaan ini terus terjadi, maka akan berimplikasi kepada ekonomi Indonesia.
Ia mengatakan salah satu penyebabnya adalah menurunnya perekonomian dunia "Dolar sudah Rp14.000. Ini dapat membahayakan perekonomian kita. Akan terjadi PHK besar-besaran," kata ARB.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015