Jakarta (ANTARA News) - Ketua Badan Pengkajian MPR Bambang Sadono mengatakan bahwa tidak selamanya tepat jika mengambil teladan Pancasilais dari kalangan pemimpin, anggota DPR, pejabat negara, atau tokoh masyarakat.

Apalagi, katanya, jika satu saat pemimpin yang dijadikan teladan itu terkena tuduhan melakukan tindak pidana yang berakibat sangat tidak baik.

"Masyarakat pasti akan mencemooh, mereka berpikir mengapa pemimpin yang diteladani sebagai pribadi yang Pancasilais bisa melakukan tindakan pidana. Mereka lupa, bahwasannya setiap manusia bisa berbuat salah,"kata Bambang melalui siaran pers MPR, Senin.

Ada baiknya, lanjut dia, masyarakat juga mau menteladani sikap berPancasila dari orang-orang biasa.Bambang bercerita, dia pernah bertemu seorang perempuan yang berdagang sayur.

"Saya iba, dan berniat memberinya uang. Namun saat uang itu hendak saya serahkan ibu itu menolak. Dia bilang lebih baik sayuran yang dijualnya dibeli, daripada harus memberikan sedekah," ujarnya.

Sikap seperti ini, kata Bambang, sungguh sangat mulia karena tidak gampang menerima uluran tangan orang lain dan memilih bekerja keras untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya.

"Seperti itulah sebaiknya orang Indonesia menteladani ribadi Pancasilais," demikian Bambang Sadono.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015