Banyumas, Jawa Tengah (ANTARA News) - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, mengatakan, TNI dan warga perlu duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan terkait dengan kepemilikan sekaligus penggunaan lahan di kawasan Urut Sewu, Kabupaten Kebumen.
"Solusi yang bisa dilakukan dalam waktu dekat adalah kedua belah pihak (TNI-warga) duduk bersama dengan membawa bukti kepemilikan tanah, kemudian data-data dari masing-masing pihak itu diverifikasi bersama," kata dia, di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Minggu.
Menurut dia, jika kedua belah pihak yang berseteru itu sama-sama tidak mempunyai bukti kepemilikan yang kuat dan sah, maka akan diambil keputusan politik mengenai peruntukan tanah di kawasan Urut Sewu.
"Sebelumnya saya sudah memfasilitasi tapi belum ada yang mau untuk duduk bersama dan saya juga pernah meminta kalau eskalasi keamanannya meningkat, semua pihak menahan diri, bikin status quo," ujarnya.
Selanjutnya, kata dia, salah satu skema penyelesaian adalah pemerintah harus menentukan peruntukan tanah di kawasan Urut Sewu, apakah untuk TNI atau warga.
"Kalau tanah di kawasan Urut Sewu itu untuk TNI ya rakyat disuruh pergi, bagamana caranya? ya dengan redistribusi tanah," katanya.
Hal tersebut disampaikan Pranowo usai menemui para pendemo yang berunjuk rasa di depan auditorium Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto terkait bentrokan TNI dengan warga di kawasan Urut Sewu, Kebumen.
Pada pertemuan kedua kalinya itu, Pranowo menagih janji para pendemo yang sebelumnya mengaku mempunyai data-data kepemilikan tanah yang dimiliki warga, namun justru menyerahkan surat yang mengecam kekerasan TNI terhadap warga Urut Sewu.
"Yang saya minta data kepemilikan sehingga saya bisa selesaikan secara substansial, tidak hanya kasus kekerasan yang dilakukan TNI saja," ujar dia, di hadapan para pendemo.
Menanggapi hal itu, para pendemo mengatakan bahwa yang mempunyai bukti kepemilikan adalah Badan Pertanahan Nasional.
"Pemerintah seharusnya sudah punya data itu, kami hanya mahasiswa," teriak salah seorang pendemo.
Dia akhirnya meninggalkan para pendemo karena tidak kunjung ada kesepakatan yang mulai memanas itu.mengakhiri pertemuan yang berangsur memanas itu.
Sempat terjadi aksi dorong antara aparat kepolisian yang berjaga dengan para pendemo yang mencoba menahan Pranowo agar tidak meninggalkan lokasi unjuk rasa.
Sebelum memberikan kuliah umum di Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Pranowo menemui puluhan aktivis yang berunjuk rasa di depan pintu gerbang auditorium.
Dia langsung turun dari mobil dinasnya saat beberapa pendemo menghadang kendaraan yang ditumpanginya sebelum memasuki pintu gerbang kampus Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto.
Sempat terjadi adu mulut antara Pranowo dengan para pendemo yang mendesak agar segera dilakukan penarikan TNI dari kawasan Urut Sewu dan adanya jaminan tidak akan terjadi bentrok susulan.
Sebelum meninggalkan lokasi unjuk rasa untuk memberikan kuliah umum, dia meminta para pendemo agar membantu proses identifikasi dan ikut membantu penyelesaian masalah di kawasan Urut Sewu.
Seperti diwartakan, terjadi bentrokan antara prajurit TNI dengan warga yang berunjuk rasa di Desa Wiromartan, Kecamatan Mirit, Kebumen, Sabtu (22/8).
Puluhan warga yang berunjuk rasa itu menolak pemagaran di kawasan Urut Sewu untuk kepentingan TNI.
Sedikitnya sebelas petani termasuk Kepala Desa Wiromartan Widodo Sunu Nugroho yang memimpin aksi ini luka-luka akibat dipukuli prajurit TNI.
Pewarta: Wisnu Adhi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015