Pertemuan itu dilakukan di sela-sela pertemuan para Menteri Luar Negeri Forum Kerjasama Asia Timur dan Amerika Latin (PTM-FEALAC) di San Jose, Kosta Rika pada 21 Agustus 2015, demikian menurut keterangan pers dari Kementerian Luar Negeri RI yang diterima di Jakarta, Minggu.
Kedua menlu sepakat untuk mendorong peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan investasi antarkedua negara dalam upaya peningkatan hubungan bilateral.
Pada kesempatan itu, Menlu Retno mengatakan bahwa Uruguay adalah pasar potensial bagi produk-produk non-migas Indonesia.
Perdagangan bilateral Indonesia-Uruguay dalam lima tahun terakhir (2010-2014) menunjukkan trend peningkatan positif sebesar 14,64 persen. Total nilai perdagangan bilateral Indonesia dan Uruguay pada 2014 mencapai sebesar 80 juta dolar AS, yaitu meningkat 44,23 persen dari nilai perdagangan pada 2013.
Menurut Menlu Uruguay, Indonesia memang mitra dagang yang potensial di kawasan Asia.
"Indonesia merupakan mitra potensial Uruguay di kawasan Asia, sehingga peningkatan hubungan bilateral di berbagai bidang menjadi prioritas Uruguay," ujar Menlu Rodolfo Nin Novoa.
Selain membahas kerja sama perdagangan, Menlu RI mengusulkan agar kedua negara dapat memiliki "agreement on mandatory consular notification" untuk meningkatkan perlindungan terhadap warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Uruguay.
"Saat ini terdapat sekitar 450 WNI di Uruguay yang mayoritas bekerja sebagai ABK (Anak Buah Kapal)," ungkap Retno.
Dalam pertemuan bilateral itu, kedua menlu juga membahas tentang kerja sama pendidikan, olahraga dan budaya.
Di bidang olahraga, Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Asosiasi Sepakbola Uruguay telah melakukan kerja sama melalui pelatihan bagi pesebakbola muda Indonesia pada 2013.
Selain bertemu dengan Menlu Uruguay, di sela-sela PTM ke-7 FEALAC itu, Menlu Retno juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Kosta Rika, El Salvador, dan Panama untuk membahas peningkatan kerja sama bilateral.
Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015