Srinagar, Kashmir-India (ANTARA News) - Pemerintah India pada Sabtu (22/8) menahan dua pemimpin separatis Kashmir yang akan menghadiri pertemuan dengan penasehat perdana menteri Pakistan urusan luar negeri dan keamanan nasional, Sartaj Aziz.
Pemimpin separatis tersebut ditahan di Bandar Udara New Delhi dan dikenakan tahanan rumah di tempat penginapan sewaan di ibu kota India itu.
Penahanan tersebut dilakukan sebelum pembicaraan keamanan antara India dan Pakistan dan dipandang sebagai upaya India untuk mencegah pemimpin separatis bertemu dengan Aziz.
"Shabir Ahmad Shah bersama dengan dua pendukungnya dan Bilal Lone telah ditahan saat mereka tiba di New Delhi," seorang pemimpin separatis kepada Xinhua.
Aziz dijadwalkan berkunjung ke New Delhi untuk mengadakan pembicaraan dengan Penasehat Keamanan Nasional India Ajit Doval.
Namun, pembicaraan itu tampaknya telah kacau sebelum dimulai, dan kedua negara saling serang.
Pakistan telah mengundang tokoh separatis dari Kashmir yang dikuasai India bagi pertemuan dengan Aziz di Kantor Komisi Tingginya di New Delhi di sisi pertemuannya dengan Doval.
Pemimpin separatis tersebut terbang ke New Delhi pada Sabtu untuk bertemu dengan Aziz.
India menentang pertemuan pemimpin Pakistan dan kaum separatis Kashmir. Pada Jumat (21/8) India menyampaikan kepada Pakistan bahwa tak cocok buat Aziz untuk bertemu dengan para pemimpin dari Kashmir.
Namun Pakistan menampik saran India sebagai "dalih remeh" untuk mundur dari pembicaraan itu.
Beberapa pemimpin lain separatis bermaksud pergi ke New Delhi untuk bertemu dengan Aziz atas undangan Komisi Tinggi Pakistan.
Pada Kamis (20/8), pemimpin separatis termasuk Sayed Ali Geelani dan Mirwaiz Umar Farooq ditahan dalam upaya mencegah mereka pergi ke New Delhi. Namun, penahanan mereka berakhir setelah dua jam.
Pertemuan para penasehat keamanan kedua negara itu disepakati oleh Perdana Menteri India Narendra Modi dan timpalannya dari Pakistan Nawaz Sharif pada Juli, selama pertemuan mereka di Kota Ufa, Rusia.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015