Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meterorologi Pekanbaru menyatakan hujan lebat yang melanda sebaian besar wilayah Riau dalam beberapa hari terakhir telah memadamkan puluhan titik api (hotspot) dari kebakaran hutan dan lahan.
"Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat telah terjadi sejak tiga hari terakhir dan dampaknya titik api mulai menghilang," kata Analis BMKG Stasiun Pekanbaru Sanya Gautami kepada pers di Pekanbaru lewat sambungan telepon, Minggu siang.
Sanya mengatakan, hotspot di Riau telah menurun drastis sejak tanggal 21 Agustus. Jika sehari sebelumnya di Riau terdapat 94 hotspot, ketika itu bahkan nihil, atau tidak ditemukan sama sekali.
Ia mengatakan, hujan berintensitas sedang-lebat terus berlanjut pada hari-hari berikutnya bahkan nyaris merata di seluruh wilayah Riau. Pada tanggal 22 Agustus di Riau hanya terdeteksi 1 titik oleh Satelit Modis penggunaan Sensor Terra dan Aqua.
"Satu hotspot tersebut berada di Kabupaten Pelalawan," katanya.
Sementara pada hari ini, Satelit Modis mendeteksi 18 titik panas di Pulau Sumatera, namun di Riau hanya satu titik yakni di Kabupaten Siak.
"Selebihnya itu berada di Sumatera Selatan yakni 12 titik, Sumatera Utara sebanyak 3 titik, kemudian di Jambi dan Aceh masing-masing satu titik panas," katanya.
Sanya menjelaskan, penurunan jumlah titik panas yang signifikan dalam tiga hari terakhir disebabkan sebagain besar Riau telah memasuki awal musim hujan.
Pada satu pekan kedepan, lanjut dia, peluang hujan masih terjadi di seluruh wilayah kabupaten/kota di Riau dan dipastikan akan membuat daerah aman dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan.
Sejak beberapa bulan lalu sebelum memasuki musim hujan, sebagian besar wilayah di Riau mengalami kebakaran hutan dan lahan. Menyebabkan kabut asap pekat yang bahkan sempat mengganggu sejumlah sektor, mulai dari perekonomian, pendidikan dan kesehatan.
Sektor perekonomian terganggu akibat jalur transportasi udara khususnya di Bandara Sultan Syarif Kasim (SSK) II lumpuh akibat asap. Sejumlah penerbangan batal berangkat akibat asap pekat yang hanya menyisakan jarak pandang di bawah 500 meter.
Sementara itu sektor pendidikan mengalami gangguan pada aktivitas belajar dan mengajar. Sejumlah sekolah diliburkan untuk menghindari berbagai penyakit dampak dari kabut asap pekat.
Namun menurut laporan Dinas Kesehatan Riau, ketika musim kebakaran hutan lahan dalam tiga bulan lalu, ribuan orang berbagai kalangan telah terkena penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Tidak ada korban meninggal dunia.
Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015