Di sini tanggung jawab kita sebagai masyarakat diuji."

Jakarta (ANTARA News) - Warga dan pemerintah jangan saling menyalahkan dalam menangani persoalan Kampung Pulo, kata David Immanuel Sihombing, peraih penghargaan United States Pacific Command for Excellence.

"Masalah di Kampung Pulo kompleks, rantainya panjang, selain isu lingkungan juga ada isu sosial di mana ada kesenjangan sosial," ujar pendiri komunitas peduli lingkungan Garuda Youth Community itu di Jakarta, Sabtu.

Ia menimpali, "Di sini tanggung jawab kita sebagai masyarakat diuji. Lebih baik mulai dari hal-hal kecil untuk memberdayakan diri. Turun langsung ke lapangan dan implementasikan apa yang kita punya. Pada prinsipnya ketika kita berbuat baik kita akan mendapat kebaikan."

David, yang pernah diundang mantan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Al Gore di ajang “Climate Reality Leadership Corp 2012" mengemukakan, "Masyarakat di kota dinilai lebih punya akses dengan pekerjaan dan itu yang mengundang orang tinggal di situ. Ini sebenarnya tidak ada yang bisa disalahkan."

Dari pengalamannya selama berkecimpung dengan masyarakat di bantaran sungai, ia menyatakan, solusi terbaik dalam mengatasi isu lingkungan harusnya dikerjakan bersama-sama.

Alih-alih saling tuding dan menimbulkan kericuhan, David menilai, lebih baik warga mulai melakukan tindakan nyata demi keberlangsungan lingkungan di masa yang akan datang.

"Lakukan hal mulai dari yang kecil-kecil saja untuk lingkungan. Ketika melakukan itu buat Bumi, maka Bumi akan berkonspirasi memberikan hal baik buat kita," katanya.

David mengemukakan, dirinya sendiri tergerak menjadi aktivis lingkungan hidup setelah sadar akan dampak buruk sampah yang dulu dibuang sembarangan olehnya mengakibatkan banyak hal negatif, termasuk banjir dan penyebaran penyakit.

Oleh karena itu, ia mendirikan Garuda Youth Community (GYC) sebagai komunitas pemberdayaan anak muda di bidang konservasi dan penyelamatan lingkungan melalui aksi kampanye, riset dan pengembangan, serta proyek peningkatan kualitas hidup masyarakat.

"Dulu saya juga termasuk orang yang menganggap kalau masalah lingkungan itu hanya urusan pemerintah, bukan menjadi tanggung jawab saya, masyarakat," ujarnya.

Ia menambahkan, "Tapi, waktu itu pernah ada musibah banjir yang merendam rumah saya di Bekasi Barat sekitar tahun 1997. Sampah dalam kardus berselotip rapi yang saya buang beberapa bulan sebelumnya ke kali kembali lagi ke masuk ke rumah saya. Ke kamar saya."

Sejak kejadian itu, David aktif berkampanye tentang pentingnya menjaga lingkungan di acara-acara penyuluhan, seminar dan forum publik.

Dari kepeduliannya itulah dia mendapat sejumlah penghargaan termasuk menjadi delegasi untuk program Indonesia dengan Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (UNESCO) bernama “1st Asia Pasific Youth Caravan” di Korea Selatan pada 2011.

"Saya lalu membentuk komunitas untuk memfasilitasi anak muda dalam kegiatan pemberdayaan lingkungan. Bumi cuma ada satu, dan merupakan titipan generasi mendatang,” demikian pendapat alumnus Teknik Sipil di Universitas Indonesia (UI) Depok pada 2011 itu.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2015