Washington (ANTARA News) - Pentagon pada Jumat (21/8) menyatakan pemeriksaan awal menunjukkan kelompok bersenjata Negara Islam (Islamic State of Iraq and Syria/ISIS) mungkin menggunakan senjata kimia saat melawan pasukan Kurdi di Irak pada awal bulan ini.
Pecahan beberapa peluru mortir yang ditembakkan oleh ISIS di dekat Makhmour di Irak diperiksa positif mengandung sulfur mustard, kata Brig. Jend. Kevin Killea saat menyampaikan penjelasan di Pentagon, Amerika Serikat.
Namun Pentagon mengingatkan penilaian pasti hanya dapat dilakukan setelah pemeriksaan lebih lanjut.
"Ini adalah pemeriksaan lapangan berdasarkan dugaan dan itu belum meyakinkan, dan yang dikatakan hasil itu semata-mata hanya keberadaan bahan kimia itu, tak memberitahu kami lebih banyak dari itu," kata Killea sebagaimana dikutip kantor berita Xinhua .
Menurut jaringan televisi Amerika Serikat, CNN, para pejabat senior yang berbicara dengan syarat jati dirinya tak disebut mengatakan hasil pemeriksaan dari serangan ISIS lain di Suriah tiga pekan sebelumnya juga mengonfirmasi kelompok itu menggunakan zat mustard sebagai senjata.
Mengutip keterangan seorang pejabat, CNN melaporkan bahwa zat mustard yang digunakan di Suriah oleh kelompok ISIS lebih mirip bahan kimia prekursor, tidak sama dengan jenis simpanan bahan kimia Presiden Suriah Bashar al-Assad, tanda bahwa kelompok tersebut mungkin telah mencampur sendiri senjata kimianya.
Komunitas intelijen Amerika Serikat telah lama khawatir ISIS, yang kini menguasai sangat banyak wilayah Suriah, akan menemukan gudang senjata kimia tersembunyi yang mungkin ditinggalkan setelah konflik antara pemerintah Suriah dan gerilyawan anti-pemerintah. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015