"Jenis sampah seperti ini sangat berbahaya karena kandungan gasnya bisa mematikan aneka jenis bibit ikan serta menghambat hingga mematikan pertumbuhan terumbu karang di teluk dalam kota ini," kata Pangdam di Ambon, Jumat.
Maluku dikenal sebagai daerah yang memiliki potensi perikanan besar dan terdapat banyak terumbu karang yang menghiasi pemandangan bawah laut, tetapi kalau tidak dijaga secara baik maka secara perlahan bisa rusak ekosistemnya akibat laut dijadikan tempat pembuangan akhir sampah.
Penjelasan Pangdam disampaikan ketika melakukan kunjungan ke kantor Perum LKBN Antara Maluku.
Menurut mantan Danjen Kopasus itu, dirinya telah melakukan penyelaman sekitar 10 meter di kawasan Benteng-Taman Makmur, Kecamatan Nusaniwe (Kota Ambon) dan mendapati banyaknya sampah plastik yang menutupi terumbu karang di daerah itu.
Sampah-sampah ini dibuang msyarakat melalui sungai dan terbawa banjir hingga bertebaran di laut dan mengendap di dasar laut yang ada terumbu karangnya.
"Meski pun baru menempati rumah dinas di daerah tersebut, saya telah mengerahkan pasukan untuk melakukan pembersihan di laut serta pesisir pantai Benteng-Taman Makmur," tandasnya.
Selain menjaga kebersihan laut yang bebas dari sampah, Pangdam juga mengingatkan masyarakat Pulau Ambon untuk tidak melakukan penebangan pohon agar sumber air tanah tetap terjaga.
"Mari kita tetap menjaga serta melindungi sumber-sumber mata air di masa sekarang agar ke depannya tidak teruari air mata akibat krisis sumber air," ujarnya.
Masalah penebangan pohon secara liar di tanah air, seperti di Nusa Tenggara Timur misalnya telah mengakibatkan daerah itu mengalami kekeringan, sehingga kondisi seperti ini jangan lagi terjadi di Maluku.
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015