Keberadaan FKPT membuat ruang gerak pelaku terorisme semakin sempit"
Jakarta (ANTARA News) - Pengamat intelijen Wawan H Purwanto menilai keberadaan Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) yang dibentuk Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) di sejumlah provinsi akan lebih memudahkan langkah antisipasi terhadap terorisme.
"Keberadaan FKPT membuat ruang gerak pelaku terorisme semakin sempit," kata Wawan di Jakarta, Jumat.
Menurut Wawan, hal penting dalam pencegahan terorisme adalah deteksi dini. Di sini peran masyarakat sangat diperlukan.
"Adanya FKPT itu sangat efektif dan bagus untuk lebih dekat dengan masyarakat," kata dia.
Selain itu, BNPT bisa menjadikan FKPT sebagai kepanjangan tangan dalam menyosialisasikan program penanggulangan dan pencegahan terorisme sampai ke daerah-daerah.
"Bahkan kalau bisa tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga di tingkat kabupaten/kota, kecamatan, sampai ke tingkat desa," ujar Wawan.
Wakil Sekjen PBNU periode 2010-2015 Adnan Anwar juga mengapresiasi pembentukan FKPT. Menurut dia, FKPT bisa menjadi partner yang ideal bagi BNPT dalam menjalankan program-program pencegahan terorisme.
"Saya rasa tujuan dibentuknya FKPT ini sangat baik sebagai langkah preventif untuk pencegahan terorisme yang ada di daerah-daerah. Karena sepengetahuan saya para pelaku teror juga sering berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah lain," kata dia.
Ia berharap para pengurus FKPT dapat segera berperan aktif dalam upaya melakukan pencegahan paham radikalisme yang mengarah kepada terorisme kepada masyarakat setempat.
Ia juga menyarankan dalam kepengurusan FKPT serta sosialisasi juga dilibatkan para tokoh masyarakat setempat, mulai dari unsur pemerintah, tokoh agama, pendidikan, dan tokoh-tokoh lainnya.
"Jadi, tidak harus mengandalkan dari BNPT atau aparat keamanan setempat dalam melakukan pencegahan," kata Adnan.
BNPT telah membentuk 28 FKPT di seluruh Indonesia, terakhir di Bengkulu yang kepengurusannya disahkan oleh Kepala BNPT Saud Usman Nasution.
BNPT akan segera mengukuhkan FKPT Gorontalo, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, Kalimantan Utara, dan Bangka Belitung.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015