Yang dilakukan pemerintah ialah mengurangi pemakaian dolar karena itu kemarin BI sudah mengatur apabila ada mau pakai dolar harus diatur dengan betul,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden HM Jusuf Kalla mengatakan ekonomi nasional harus lebih efisien untuk bertahan menghadapi krisis ekonomi global akibat penurunan suku bunga AS yang menyebabkan pelaku pasar menyimpan dolar.
"Yang dilakukan pemerintah ialah mengurangi pemakaian dolar karena itu kemarin BI sudah mengatur apabila ada mau pakai dolar harus diatur dengan betul," ujar Kalla ditemui di Kantor Wapres, Jakarta pada Jumat petang.
Wapres juga mengatakan pemerintah berusaha meningkatkan ekspor sehingga dapat menaikkan produksi dalam negeri dan membantu memperkuat nilai mata uang rupiah.
Kalla menjelaskan daya beli Tiongkok yang menurun menyebabkan kegiatan industri terjadi pelambatan.
"Tidak bisa katakan biar ekonomi Tiongkok turun, kita tidak. Tidak mungkin karena dia beli dari kita menurun dan dia devaluasi Yuan-nya. Itu artinya dia bisa jual lebih murah ke kita, menyaingi produk kita," ujar Wapres.
Krisis ekonomi global yang terjadi saat ini berbeda dengan krisis yang terjadi pada 1999. Menurut Wapres, kondisi perbankan Indonesia saat ini masih cukup baik untuk menahan ekonomi dalam negeri.
"Bank, bisa memang ada akibat ke bank, tapi mudah-mudahan tidak seperti itu," kata JK.
Koreksi pasar modal Tiongkok yang masih terjadi secara cukup tajam memberikan dampak pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Tiongkok yang menjadi pasar ekspor Indonesia terbesar ke-4 mengalami pelambatan ekonomi sehingga ekspor Indonesia turut melambat.
Sementara itu, harga nilai tukar dolar yang terus naik disebabkan oleh prospek kenaikan suku bunga acuan AS oleh the FED.
Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015