Kita sekarang sedang memeriksa dan mengaudit para karyawan ini, di mana jika terbukti bersalah akan diserahkan ke aparat yang berwajib dan bisa dipecat

Jayapura (ANTARA News) - Tiga karyawan Trigana Air Service diduga terlibat dalam permainan tiket pesawat PK YRN IL 267 yang jatuh di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang pada Minggu (16/8) dan menewaskan 49 penumpang serta lima kru.

Benny Sumaryanto, Direktur Operasional Trigana Air Service, di Jayapura, Jumat, mengatakan pihaknya memprediksi ada tiga sampai empat karyawan bisa terlibat dalam kasus tersebut.

Akibat permainan tiket itu, identitas pembeli tiket pesawat berbeda dengan manifes.

"Kita sekarang sedang memeriksa dan mengaudit para karyawan ini, di mana jika terbukti bersalah akan diserahkan ke aparat yang berwajib dan bisa dipecat," kata Benny.

Sebelumnya, pesawat Trigana PK-YRN dengan nomor penerbangan IL-267 jatuh di Kampung Atenok, Distrik Oksob, Kabupaten Pegunungan Bintang.

Pesawat hilang saat hendak menempuh rute Jayapura (DJJ)-Oksibil (OKS). Pesawat tinggal landas dari Bandara Sentani pukul 14.22 WIT, dengan estimasi tiba pada pukul 15.04 WIT.

Pukul 14.55 WIT pesawat tersebut melakukan kontak dengan tower Oksibil, ternyata kontak tersebut merupakan kontak terakhir, setelah pada pukul 15.00 WIT tidak ada jawaban dari pesawat tersebut.

Penumpang dalam pesawat tersebut berjumlah 49 orang ditambah dengan lima kru pesawat dan semua dinyatakan meninggal dunia.

Ketika diselidiki, ternyata dari 49 penumpang, tercatat sembilan nama yang tidak sesuai dengan manifes sehingga diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Manifes penumpang atau penerbangan adalah sebuah daftar atau dokumen yang berisikan semua data-data penumpang pada suatu maskapai penerbangan yang berangkat pada jadwal tertentu.

Data-data ini diperoleh berdasarkan informasi cek masuk penerbangan atau pesawat seperti data nama penumpang, tanggal keberangkatan, bandara asal, bandara tujuan dan nomor tiket.

Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2015