Jakarta (ANTARA News) - Industri penyedia makanan dan minuman atau biasa disebut food service berupa kafe, bakery, atau restoran saat ini mulai berkembang di Indonesia.
Marketing dan Insights Manager Fonterra Foodservices Anindita Sari menyebutkan, selama 10 tahun terakhir perkembangan industri food service berkembang pesat di Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari kontribusi nilai tambah bruto sektor kuliner pada 2013 mencapai Rp208,6 triliun dengan rata-rata pertumbuhan 4,5 persen.
"Pertumbuhan itu tidak lepas dari gaya hidup masyarakat kita yang kian banyak jumlah middle class-nya yang menjadikan kafe atau restoran sebagai tempat berkumpul bersama teman atau saudara," kata Anindita dalam diskusi "Berbagi Kisah Manis Kesuksesan Bisnis Cake Bersama Fonterra Foodservices" di Coletta&Lola, Grand Indonesia, Jakarta pada Kamis.
Bagi mereka yang ingin memulai membuka bisnis kue, Fonterra memberikan beberapa tips sukses yang dikumpulkannya dari pengalaman ratusan pelanggannya dari seluruh Asia.
"Bersaing dari sisi disain dan konsep tata ruang saja tidak cukup. Berani berinovasi dengan bahan baku yang berkualitas dan menciptakan cita rasa yang disukai pelanggan akan menjadi penentu kelangsungan usaha food service itu sendiri. Yang dibutuhkan pelaku bisnis food service adalah kreativitas," katanya.
Dalam membuka usaha, perlu diperhatikan target pasar dari kafe atau restoran yang akan dibuka.
"Ada tiga generasi besar yang perlu dilihat, apakah menarget Generasi X (30-40 tahun) yang menyukai petualangan dalam makanannya, atau generasi Y (20-30 tahun) yang lebih terbuka dan suka nongkrong atau Milennials (10-20 tahun) yang masih mengembangkan pilihan makannya," kata Anindita.
Generasi manapun yang ditarget, ada lima hal penting yang harus diperhatikan pelaku usaha untuk kesuksesan bisnis makanannya, pertama, makanan harus disajikan dengan cepat namun tetap menjaga kualitas dengan bahan-bahan makanan yang bagus.
"Sajikan makanan dalam porsi-porsi kecil tapi bervariasi. Biarkan konsumen memilih. Ketiga, pakai bahan-bahan yang eksotis. Saat ini trend di Asia adalah serba fusion, orang sedang suka dengan pencampuran," katanya.
Keempat, buatlah sebuah cerita dari menu-menu yang ada. "Misalnya, kue ini dibuat dari produk-produk susu dari Selandia Baru yang memilki peternakan organik dan sebagainya. Pelanggan Asia menyukai itu."Terakhir, "photo before fork", sajikan menu dalam sebuah sajian yang menarik sehingga orang-orang akan mau memotretnya sebelum makan.
"Itu akan jadi kampanye penjualan gratis untuk kita, ketika semakin banyak orang yang membaginya di sosial media, maka akan semakin banyak yang tahu tentang kita," katanya.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015