"Diingat, gangguan bipolar merupakan penyakit yang seringkali kambuh, 90 persen kambuhan, makanya perlu menerapi dan mengobati dia (pasien)," kata psikiater dari RSCM, dr. Natalia Widiasih, SpKJ (K), Mpd. Ked., di Jakarta, Rabu.
Hal senada disampaikan psikiater dari Rumah Sakit Pondok Indah dan Sanotorium Dharmawangsa, dr. Ashwin Kandouw, SpKJ. Menurut dia, salah satu alasan kekambuhan ini ialah kurang patuhnya pasien melakukan terapi.
"Itu akan berdampak buruk kepada dirinya, keluarga dan lingkungan sekitar, baik untuk masa sekarang atau jangka panjang. Kualitas hidup orang dengan gangguan bipolar, terutama yang tidak diobati, secara perlahan akan mengalami penurunan," kata Ashwin dalam kesempatan yang sama.
"Maka dari itu, pengobatan secara rutin dan teratur sangatlah dibutuhkan," tambah dia. Di samping itu, Natalia mengatakan, gangguan bipolar biasanya muncul saat dipicu oleh tiga faktor risiko, yakni biologis, psikologis dan sosial.
"Dari sisi biologis, ada ketidakseimbangan dopamin dan seratonin di otak, gangguan zat neurotransmitter di otak," kata dia.
Sementara dari sisi psikologis, menyangkut kepribadian dan cara individu menyikapi masalah. Misalnya, kecenderungan mudah mengalami depresi. Terakhir, dukungan dari keluarga saat individu mengalami masalah.
"Kalau semuanya bagus, maka kemugkinan tidak akan jatuh ke kondisi bipolar," tutur Natalia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015