Milan (ANTARA News) - Malam budaya yang diadakan dalam rangkaian peringatan HUT RI ke 70 yang diadakan Paviliun Indonesia di Expo Milan didedikasikan kepada Almarhum Didi Petet yang mencurahkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk membangun Paviliun Indonesia di ajang Milan Expo 2015, yang diadakan di Audotorium Milan Expo, Senin malam.

Pembawa acara malam itu Daniel Mananta, menyebutkan malam budaya itu untuk mengenang kembali almarhum Didi Petet yang berjuang membawa nama baik bangsa di mata dunia. Tanpa jasanya, Paviliun Indonesia di Milan Expo 2015 mungkin tidak akan berdiri, ujar Daniel .

Berkad perjuangan dan kerja keras almarhum Didi Widiatmoko, yang akrab dipanggil Didi Petet tersebut, Paviliun Indonesia bisa berpartisipasi di ajang promosi negara terbesar di dunia tersebut. Tidak salah, pada puncak peringatan hari ulang tahun (HUT) RI ke-70 panitia memberikan penghargaan khusus kepada Didi Petet.

Didi Petet akan gembira menyaksikan acara malam budaya di atas sana, ujar Daniel yang berpasangan dengan pembawa acara asal Italia Deborah Perotta. Terlihat foto Didi Petet itu ditampilkan di panggung dalam acara yang bertemakan The Marvelous 70.

Malam budaya yang dihadiri Dubes RI di Roma dan Ny August Parengkuan juga dihadiri dua bintang sepakbola Inter Milan Dodo Pirez dan Jonathan Biabiany, menampilkan biolis belia Indonesia peranakan Jerman Iskandar Widjaja. Selain itu pelukis pasir Fauzan Jafar serta penari dari Belanda Inadance (wanita Indonesia asal Belanda).

Pada malam budaya itu juga diumumkan pemecahan rekor untuk tumpeng tertinggi yang dibuat untuk memperingati HUT RI ke 70 oleh Guiness World of Record (GWR) The Largest Tumpeng yang digelar di Paviliun Indonesia. Plakat dari Guiness World Record diserahkan juri Guinness World Record, Lorenzo Veltri kepada Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional, Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak .

Nasi tumpeng itu terdiri dari delapan tingkat dengan tinggi 2.08 meter, berat 1.400 kg dilengkapi 17 jenis makanan pelengkap dengan 45 tumpeng kecil di sekelilingnya yang melambangkan hari kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus tahun 1945. Tumpeng ini disiapkan oleh enam koki dari Indonesia dan Belanda selama seminggu.

Pada malam budaya acara, hiburan diawali dengan penampilan Inadance dari Belanda dengan tari piring oleh penari Amie Tanoewidjaja bersama adiknya Febrie Tanoewidjaja yang membentuk grup tari InaDance di Belanda.

"Wounderful experience, kami senang mendapat kepercayaan dan dipilih mengisi acara malam budaya dalam rangka memperingati HUT RI ke 70," ujar Amie Tanoewidjaja yang disetujui adiknya Febrie Tanoewidjaja.

Dikatakannya, tampil di expo Milan merupakan suatu kebanggan dan suatu pengalaman yang sangat berharga, karena expo digelar setiap empat tahun sekali seperti lifetime experience, ujar Febrie yang merupakan diaspora yang ikut mempromosikan Indonesia.

Acara yang ditunggu-tunggu yaitu melukis dengan pasir yang dilakukan seniman Fauzan Jafar pun menarik perhatian penonton yang sesekali memberikan aplaus yang meriah, saat tangan seniman alumnus seni rupa Institut Teknologi Bandung menari nasi di atas pasir yang dipantulkan ke layar di atas panggung.

"Saya bangga bisa ikut merayakan ulang tahun RI ke 70 di Milan dan mengisi acara malam budaya yang didedikasikan untuk almarhum Didi Petet," ujar pria yang berhasil mengkreasikan teknis melukis dengan bercerita .

Malam itu Fauzan menampilkan kebolehannya membuat lukisan dengan judul Barata Yudha serta lambang Indonesia Burung Garuda dan peta Indonesia dengan diiringi music biola oleh Iskandar Widjaja. "Kolaborasi yang sangat menarik," ujar Syilva Hasan dari Arta Graha Peduli.

Gesekan biola Iskandar mampu menghipnotis undangan yang memenuhi Audotorium Milan Expo yang berada dekat Stand Spanyol . Lagu Indonesia Pusaka karya Ismail Marzuki yang dimainkan dengan penuh perasaan oleh biolis Iskandar Widjaja berhasil mengharu birukan perasaan masyarakat Indonesia yang ada di Milan.

Iskandar Widjaja, pemain biola andal peranakan blesteran Indonesia Jerman membawakan lagu Indonesia Pusaka secara medley dengan lagu lainnya membangkitkan rasa nasionalisme masyarakat Indonesia.

"Ada perasaan tersendiri bermain pada perayaan Hari Kemerdekaan RI ke-70 dalam acara Milan Expo," ujar Iskandar Widjaja kepada Antara London yang menyebutkan bahwa ia diundang khusus untuk ikut merayakan HUT RI di Paviliun Indonesia.

Selain membawakan lagu Indonesia Pusaka, yang biasanya dimainkan pada perayaan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, pria kelahiran Berlin, 6 Juni 1986 itu juga melantunkan lagu Melati dari Jaya Giri dan lagu River Flows In You dari Yiruna dan Burn (On Bromo Volcano) dari album Iskandar Widjaja.

Single Burn pernah ditampilkannya pada September tahun lalu pada acara pembuka Piala Davis di Jenewa dihadiri sekitar 18.500 penonton di Palexpo Hall Jenewa oleh cucu musisi Indonesia Udin Widjaja yang sangat terkenal di era Presiden Soekarno karena lagu-lagu gubahannya.

Acara malam budaya pun diakhiri dengan penampilan InaDance yang membawakan tarian Bajidor Payung dan Jaipongan yang memberikan kesan mendalam kepada para penonton diantaranya pemuda Italia Jordano yang merekam penampilan permainan biola Iskandar Widjaya. "He is very talented (dia sangat berbakat)," ujar Jordano.

Rasa puas juga terliat di kalangan penonton yang beruntung pada malam itu yang mendapatkan hadiah doorprize berupa tiket pesawat Milan - Jakarta pulang pergi dan Milan-Bali pulang pergi dari Qatar Airways serta kupon menginap di Hotel Borobudur.

Rasa puas terlihat wajah-wajah ceria penonton yang datang dari berbagai kalangan. Paviliun Indonesia ini yang mendapat kunjungan lebih dari 20 ribu orang.

Antusiasme pengunjung dari berbagai negara ke Paviliun Indonesia di Expo Milan 2015 terlihat dari jumlah pengunjung rata-rata 11.500 orang per hari selama Agustus ini.

"Kami menargetkan jumlah pengunjung selama penyelenggaraan enam bulan ini, 2 juta," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Nus Nuzulia Ishak.

Berbagai acara digelar dan tampilan Paviliun Indonesia makin menarik yang mendapat sentuhan tangan dingin Tomy Winata dari Arta Ghara yang mendapat kepercayaan untuk mengelola Paviliun Indonesia.

"Saya hanya ingin mempertahankan kedaulatan bangsa dan negara Indonesia di Milan Expo ini. Apalagi di pintu masuk pavilion Indonesia terdapat nama dan bendera serta lambang negara burung Garuda. Itu saja. Tidak ada motif dan target apapun, demikian disampaikan Tomy Winata kepada Antara London.

Oleh Zeynita Gibbons
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015