Hal itu antara lain terlihat dari pemilihan judul album Sinestesia, yang digunakan untuk mewakili kondisi neurologis langka dimana dua atau lebih rasa berjalin, yang antara lain membuat orang yang mengalaminya punya persepsi bercampur baur seperti melihat warna berbeda jika mendengar nada tertentu atau melihat angka tertentu.
"Kejadian yang menimpa Adrian ini kami anggap besar sekali, karenanya kami menghargai semua perjuangan dia, dari berobat ke dokter, terapi dan lain-lain yang masih dilakukan sampai sekarang," kata Akbar.
Akbar menuturkan, si pembetot bass itu mengidentifikasi musik dengan warna, yang kemudian juga dijadikan dasar pemberian judul lagu-lagu dalam Sinestesia.
"Kontribusi Adrian di album ini juga sangat banyak, jadi sangat pas, kami semacam mendedikasikan album ini buat dia," ujarnya menambahkan.
Efek Rumah Kaca pada awal Agustus sudah memperkenalkan satu lagu berdurasi sembilan menit 51 detik berjudul Biru, yang merupakan gabungan dari dua lagu, Pasar Bisa Diciptakan yang sudah dirilis pertengahan Juli 2015 dan Cipta Bisa Dipasarkan.
"Kebetulan keduanya punya tema sejenis, jadi kami gabungkan, kami jembatani supaya cukup berdekatan sebagai sebuah lagu," tutur sang vokalis dan gitaris, Cholil Mahmud.
Album yang judulnya sudah ditentukan sejak empat tahun silam itu nantinya akan meliputi enam lagu dengan durasi delapan sampai 10 menit yang judulnya juga akan menggunakan warna.
Cholil dan Akbar mengatakan saat ini dua dari enam lagu Sinestesia sudah rampung. Mereka belum memutuskan apakah akan merilis lagu berikutnya dalam bentuk single.
"Ya kami belum tahu mau dicicil atau langsung semua, persoalan takut terlanjur basi juga jadi pertimbangan. Tapi sepertinya belum mau dirilis dulu, kalaupun mau rilis single lagi sepertinya pas album rampung," kata Cholil.
Akbar menambahkan meski album didedikasikan untuk Adrian namun itu bukan berarti Sinestia bakal menjadi semacam hadiah perpisahan bagi si pemetik bass, yang beberapa tahun belakangan kerap absen tampil bersama Efek Rumah Kaca di panggung dan tempatnya diisi oleh Poppie Airil.
"Memang album ketiga ini buat kami lebih dalam, tetapi ini bukan hadiah perpisahan kok. InsyaAllah bukan," katanya.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015