Jakarta (ANTARA News) - Masalah kesejahteraan menjadi makna kemerdekaan yang sesungguhnya ingin dicapai sejumlah kalangan masyarakat, terutama rakyat kelas menengah ke bawah termasuk pedagang kecil.
Danil (42), penjual jepit rambut yang biasa berjualan di kawasan sekitar Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Senin, mengatakan, makna kemerdekaan baginya adalah bisa hidup dengan nyaman dan tercukupi semua kebutuhannya.
"Buat saya, merdeka itu bisa hidup tenang, anak bisa sekolah lancar, bisa makan dan punya penghasilan yang pasti," katanya.
Ayah dari dua putri itu mengaku masih harus membanting tulang untuk anak-anaknya yang masih duduk di bangku sekolah menengah tinggi dan menengah.
"Biaya sekolah kan mahal, belum lagi tambahan lainnya. Tapi penghasilan begini-begini saja," ujar laki-laki yang berasal dari Padang, Sumatera Barat itu.
Senada dengan Danil, Nasrudin (38), penjual rujak itu juga mengaku kemerdekaan baginya berarti bisa hidup sejahtera dan tidak dikejar utang.
"Kontrakan kan harganya naik terus, harga beras, minyak, gula juga naik. Ditambah lagi mau usaha susah sekarang, penertiban di mana-mana," katanya yang biasa berjualan di kawasan Jakarta Selatan.
Sementara itu, Yasin (55), tukang ojek di kawasan Blok M, Jakarta Selatan, menganggap kemerdekaan masih belum dirasakan olehnya dan kawan-kawan seperjuangannya.
Terlebih, di usianya yang tidak lagi muda, kakek dari tiga cucu itu, kini merasa sudah tak mampu bersaing di tengah era globalisasi.
"Persaingan ketat sekarang, jadi mengais rezeki juga susah. Tapi biar pun susah, tetap harus bersyukur Indonesia masih aman, walaupun dolar naik, sembako mahal," ujarnya.
Yasin, Danil dan Nasrudin berharap, di usia kemerdekaan Indonesia yang ke-70, rakyat di Tanah Air bisa hidup lebih sejahtera, lebih baik dan lebih rukun.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015