Petenis peringkat tiga dunia asal Britania itu mengakhiri keterpurukan pada delapan pertandingan dalam rentang waktu 25 bulan, terhadap sang peringkat satu dunia.
Ia tidak pernah mengalahkan Djokovic sejak final Wimbledon 2013.
Mereka saling berpelukan di net setelah pertandingan selama tiga jam yang membuat mereka kelelahan karena lamanya game-game dipertandingkan dan suhu lapangan yang sempat mencapai 40 deraja celcius.
"Semua orang menginginkan saya dan Novak untuk saling membenci, dan orang-orang selalu berusaha memperburuk hubungan kami," kata Murray.
"Mustahil untuk dapat dekat secara ekstrim ketika kami bermain pada pertandingan-pertandingan seperti ini karena itu menantang secara mental dan menuntut kondisi fisik yang prima, dan Anda perlu untuk tetap memiliki sisi kompetitif."
"Namun itu tidak mudah, bukan hanya karena kami terlibat di dalamnya namun karena ia merupakan petenis bagus, ia merupakan peringkat satu di dunia dan ia tidak pernah kalah di Master Series tahun ini. Untuk menang darinya benar-benar merupakan hal sulit."
Setelah kedua pemain mendapatkan break-break awal untuk memisahkan dua set pertama, Murray membuka peluang untuk memulai set terakhir.
Ia mematahkan serve lawannya pada game kedua namun melaju untuk unggul 3-0 dan kemudian mengamankan gelar ketiganya di lapangan permukaan keras di Kanada, dan yang pertama kalinya sejak 2010.
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015