Bogor (ANTARA News) - Alat musik tradisional asal Jawa Barat, angklung menjadi cindera mata bagi 121 atlet dan 29 ofisial Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (WPAC) ke-8 FASI 2015 yang dilangsungkan di Puncak, Kabupaten Bogor.
Ratusan angklung diberikan kepada para atlet dan ofisial pada malam kesenian yang diselanggarakan panitia pelaksana di Hotel Grand Hill, Puncak, Sabtu Malam.
"Angklung pemberian dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, menjadi cindera mata khusus bagi tim paralayang dalam kejuaraan WPAC," kata Ketua Panitia Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat (WPAC) ke-8 FASI 2015, Gendon Subandono.
Gendon mengatakan, angklung merupakan alat musik dari Jawa Barat, pembagian ratusan alat musik yang terbuat dari bambu tersebut untuk pertama kalinya dilakukan dalam kejuaraan paralayang. Sejumlah atlet sangat antusias menerima cindera mata tersebut.
"Ini bagian dari promosi pariwisata, mengenalkan Angklung dari Jawa Barat sebagai tuan rumah kejuaraan dunia ketepatan mendarat ke-8," kata Gendon.
Malam kesenian bagian dari rangkaian penyelenggaraan Kejuaraan Dunia Ketepatan Mendarat Paralayang (WPAC) ke-8 FAI 2015, acara diisi dengan pertunjungan musik dari Saung Angklung Udjo yang disaksikan 150 peserta dari 19 negara.
Para atlet dihibur dengan tari-tarian dan musik tradisional Indonesia, sejumlah atlet pun ikut terlibat Goyang Cecar bersama Saung Angklung Udjo. Kecerian menghimbur wajah-wajah lelah parah artis.
Gendon mengatakan, Paralayang memiliki tiga misi yakni olahraga, pariwisata dan pendidikan. Olah raga paralayang erat kaitannya dengan pariwisata.
"Karena atlet paralayang tidak hanya bisa mengukir prestasi lewat olah raga, tetapi juga bisa membawa keluarganya untuk berwisata menikmati pemandangan alam di arena paralayang," katanya.
Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015