Jakarta (ANTARA News) - Politisi Partai Golkar, Roem Kono, terpilih sebagai ketua umum (ketum) Ormas Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR) periode (2015-2020) menggantikan ketum (2010-2015), Priyo Budi Santoso pada Musyawarah Besar (Mubes) VIII MKGR, di Bandung, Jumat (14/5).
Roem mengatakan, pihaknya dia bertekad untuk mendorong persatuan Partai Golkar yang saat ini terbagi menjadi dua kubu melalui ormas MKGR, antara lain akan melakukan rekonsiliasi besar dalam menyusun kepengurusannya.
Roem yang kini sebagai anggota DPR dari Partai Golkar itu menegaskan, dirinya tidak akan memilih kandidat pengurus Ormas MKGR berdasarkan latar belakang versi "kubu" kandidat yang bersangkutan.
Menurutnya, ormas MKGR adalah salah satu elemen masyarakat, sehingga ormas tersebut berfungsi untuk membangun bangsa dan negara, sehingga susunan pengurus Ormas MKGR (2015-2020) yang akan dipimpinnya akan menganut asas gotong royong.
Sementara itu, dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu, Ace Hasan Syadzily (Ketua DPP PG versi Kubu AL) mengatakan, sebagai Ormas Pendiri Partai Golkar, MKGR memiliki independensi dalam menentukan arah organisasinya dalam Musyawarah Besar yang menghasilkan Roem Kono sebagai Ketua Umum.
Terpilihnya Roem Kono sebagai Ketua Umum merupakan kehendak kader-kader Ormas MKGR tanpa harus melihat apakah dia kubu AL atau ARB.
"Kader-kader MKGR menginginkan perubahan di tubuh organisasinya. Banyak di antara kubu AL yang mendukung kepemimpinan Roem Kono. Itu artinya bahwa ada semangat yang luar biasa dari kader MKGR yang menginginkan rekonsiliasi dalam tubuh Partai Golkar," ujarnya.
Sementara itu, Fayakhun Andriadi, Benhara Umum Ormas Orms MKGR (2010-2015) dan salah satu bendahara dalam kepengurusan versi AL mengatakan, kemenangan Roem Kono merupakan kemenangan bagi Ormas MKGR itu sendiri.
Karena pesaingnya Priyo Budi Santoso telah dua periode menjabat sebagai Ketum Ormas MKGR. Kemenangan Roem Kono dengan sendirinya membuat sirkulasi kepemimpinan dan regenerasi berjalan sebagaimana mestinya, pembaruan di Ormas MKGR bisa berjalan.
"Inti demokrasi adalah berjalannya sirkulasi kepemimpinan dan kaderisasi. Sehingga roda organisasi bergerak positif, terhindar dari kejenuhan, dan selalu terbarukan dengan ide-ide segar," kata Fayakhun.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015