Tianjin (ANTARA News) - Jumlah korban jiwa naik jadi 56, termasuk di antaranya 21 petugas pemadam, akibat ledakan sangat kuat yang terjadi di gudang di Kota Tianjin, Tiongkok Utara, Rabu malam (12/8), kata pemerintah lokal pada Jumat (14/8).
Sementara itu 721 orang lagi dirawat di rumah sakit, termasuk 25 orang yang berada dalam kondisi kritis dan 33 yang menderita luka parah.
Sebanyak 44 orang diselamatkan, kata Zhou Tian, Kepala Departemen Pemadam di kota tersebut, setelah dua ledakan terjadi sekitar pukul 23.30 waktu setempat pada Rabu, setelah kebakaran di satu gudang penyimpanan bahan kimia berbahaya.
Petugas pemadam telah mengendalikan sebagian besar kebakaran di lokasi itu, kata Zhou.
Zhou mengatakan lebih dari 1.000 petugas pemadam, termasuk 232 dari Provinsi Hebei --yang berdekatan, masih berada di lokasi, demikian laporan Xinhua.
Du Lanping, seorang pejabat regu pemadam di Kementerian Keamanan Masyarakat, mengatakan ledakan tersebut merenggut korban jiwa di pihak regu pemadam paling banyak dalam satu misi penyelamatan sejak berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada 1949.
Banyaknya jumlah korban jiwa telah memicu pembahasan mengenai apakah petugas pemadam telah terlatih secara memadai guna menangani situasi semacam itu.
Lu Wei, pejabat dari Departemen Pemadam Tianjin, mengatakan petugas pemadam tidak mengetahui apa yang ada di dalam kebakaran. Satu ledakan yang terjadi tak lama setelah makin banyak petugas pemadam tiba di lokasi membuat mereka tak memiliki waktu untuk berpindah tempat, kata Zhou, saat menjelaskan banyaknya korban jiwa.
Sebelumnya, beberapa pejabat mengatakan air telah digunakan untuk memadamkan si jago merah.
Jin Xin, Profeson di Beijing University of Chemical Technology, mengatakan kalau air digunakan untuk memadamkan api yang disebabkan oleh natrium sianida --bahan sangat beracun yang disimpan di gudang itu, justru akan menciptakan tingkat hidrogen sianida, yang sangat mudah terbakar dalam jumlah yang sangat berlebihan.
Udara di dekat lokasi ledakan berada di bawah standar aman pada Jumat malam, sehingga memaksa petugas pemadam dan satu markas komando untuk sementara mengosongkan lokasi tersebut.
Sebelumnya, beberapa stasiun pemantau mendeteksi toluena, khloroform, methylbenzene dan zat organik yang tak stabil --semuanya adalah polutan berbahaya-- antara Rabu malam dan Kamis siang. Tapi konsentrasi zat tersebut menurun dan udara berada dalam kondisi normal sebab angin bertiup ke arah laut, kata Feng Yinchang, seorang ahli lingkungan hidup.
Menurut perkiraan awal, ledakan itu telah mempengaruhi 17.000 rumah tangga, 1.700 perusahaan dan 675 tempat penyimpanan komersial, kata Zhang Ruigang, Wakil Kepala Daerah Baru Tianjin Binhai.
Kota tersebut telah membuka 12 gedung sekolah dan tiga gedung apartemen untuk menampung 6.300 warga yang diungsikan dari rumah mereka, kata Zhang.
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2015