Etika kehidupan berbangsa merupakan rumusan bersumber ajaran agama, khususnya yang bersifat universal. Nilai-nilai luhur budaya bangsa tercermin dalam Pancasila sebagai acuan berpikir, bersikap dan bertingkah laku berkehidupan berbangsa,"
Jakarta (ANTARA News) - Dalam Sidang Paripurna 2015, Ketua MPR Zulkifli Hasan menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki sejumlah panduan etika yang sarat dengan nilai-nilai luhur dan sesuai dengan jati diri Indonesia.
"Etika kehidupan berbangsa merupakan rumusan bersumber ajaran agama, khususnya yang bersifat universal. Nilai-nilai luhur budaya bangsa tercermin dalam Pancasila sebagai acuan berpikir, bersikap dan bertingkah laku berkehidupan berbangsa," katanya Gedung Paripurna, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat.
Yang pertama, kata Zulkifli, etika sosial dan budaya. Budaya keteladanan penting untuk ditumbuhkembangkan yang diwujudkan dalam perilaku para pemimpin, baik formal maupun informal pada setiap lapisan masyarakat.
Kedua, etika politik dan pemerintahan. Ia mengatakan bahwa hal ini diperlukan untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih, efisien dan efektif.
"Serta, menumbuhkan suasana politik demokratis bercirikan keterbukaan, tanggap aspirasi rakyat, menghargai perbedaan, jujur dalam persaingan, kesediaan menerima pendapat yang lebih benar serta menjunjung tinggi HAM dan keseimbangan hak dan kewajiban," ujar dia.
Selanjutnya, etika ekonomi dan bisnis. Etika ini diharapkan Zulkifli dapat mencegah terjadinya praktik-praktik monopoli, oligopoli, kebijakan ekonomi yang mengarah kepada perbuatan korupsi, kolusi dan nepotisme, diskriminasi yang berdampak negatif terhadap efisiensi persaingan sehat, dan keadilan serta menghindarkan perilaku menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan.
Yang keempat, lanjutnya, etika penegakan hukum yang berkeadilan. Hal ini akan meniscayakan penegakan hukum secara adil, perlakuan yang sama dan tidak diskriminatif terhadap setiap warga negara di hadapan hukum, dan menghindarkan penggunaan hukum secara salah sebagai alat kekuasaan dan bentuk-bentuk manipulasi hukum lainnya.
Berikutnya adalah etika keilmuan, yang kata Zulkifli mampu menegaskan pentingnya budaya kerja keras dengan menghargai dan memanfaatkan waktu, disiplin dalam berpikir dan berbuat, serta menepati janji, dan komitmen diri untuk mencapai hasil terbaik.
Sedangkan yang terakhir, katanya, etika lingkungan. Ini menegaskan pentingnya kesadaran menghargai dan melestarikan lingkungan hidup serta penataan tata ruang secara berkelanjutan.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015