Surabaya (ANTARA News) - Seekor satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) yakni chimpanze atau simpanse jenis kelamin betina bernama Shasa berusia I7 tahun diketahui mati di kandangnya, Jumat.
Staf Komunikasi Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS Ryan Adi Djauhari mengatakan sebenarnya Shasa sendiri dalam kondisi tidak sehat terhitung dari 8 Agustus 2015 ketika mendapat hari pertama menstruasi.
"Dia terlihat lemas dan menolak untuk makan. Untuk dilakukan infus yang diberikan sejak pagi dan perawatan dilakukan secara intensif," katanya.
Menurut dia, ketika Kepala Departemen Kesehatan Satwa, drh. Rahmat Suharta masuk ke kandang untuk memeriksa kondisi dan menemukan Shasa sudah tidak bernafas lagi. Ia menduga waktu kematian tidak lama sebelum dilakukan tindakan pemeriksaan.
Shasa merupakan satwa sumbangan dari Kebun Binatang Singapore, datang di KBS pada tanggal 18 Juli 1996. Shasa datang bersama Jono, Chimpanzee Jantan (dari Kebun Binatang Singapore).
Sejak saat itu Shasa dan Jono merupakan pasangan sejiwa dan tidak terpisahkan satu sama lain. Namun Jono mati pada 21 Mei 2014 dengan penyebab utama karena Pneumonia, dan diduga Shasa pun mengindap penyakit yang sama, selanjutnya langsung dilakukan pengobatan.
"Pihak KBS mengusahakan untuk memasangkan Shasa dengan Chimpanzee jantan lainnya (juga berasal dari Kebun Binatang Singapore), Idi, tetapi di tolak oleh ke dua belah pihak. Kesehatan Shasa kembali turun terhitung sejak Desember 2014, terjadi gangguan syaraf yang mengakibatkan setengah badannya tidak dapat digerakkan dan lumpuh," katanya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PDTS KBS, Aschta Tajudin menyatakan dampak phisikologis akibat hilangnya pasangan hidup diduga berperan besar atas merosotnya kondisi kesehatan dan motivasi untuk hidup dari Shasa.
Setelah dilakukan pengobatan sampai dengan Januari 2015 tidak terlihat perubahan kondisi. Terhitung sejak Februari 2015, Tim Medis melakukan pengobatan alternatif dengan menggunakan pengobatan herbal, selanjutnya membuahkan hasil dengan kemajuan dari perubahan kondisi Shasa.
Juni 2015, Shasa pulih dan mulai beraktivitas normal dan dosis pengobatan herbal diturunkan sampai dengan Juli 2015. Hasil pemeriksaan darah terakhir diambil pada bulan Agustus menunjukkan kondisi kesehatan Shasa telah pulih.
Diketahui hasil otopsi menunjukkan bahwa ditemukan flek-flek hitam di paru-paru dan terdapat indikasi radang paru-paru kronis serta radang ginjal. Peradangan pada rahim terlihat, tetapi kondisi ini ada korelasi dengan kondisi Shasa sedang menstruasi.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015