Naila seperti juga lainnya sedang mengikuti perekrutan pengemudi Go-Jek. Naila tiba di tempat pendaftaran pukul 11.00 WIB bersama rekan kerjanya Laila Maghfuroh (25).
Mereka mengaku tertarik mendaftar Go-Jek setelah berkunjung ke "markas" Go-Jek beberapa hari sebelumnya.
"Di sana saya dijelaskan tentang keuntungan dan syarat-syarat bergabung menjadi pengemudi. Saya tertarik sekali karena katanya bisa sampai jutaan pendapatannya. Sebulan bisa Rp3 juta, ada bonus-bonusnya juga kalau ambil pesanan Go-Food, bisa sampai Rp50 ribu bonusnya. Di Bekasi memang belum ada Go-Jek sih, tapi saya bisa mengambil dari daerah Cipinang, Jakarta Timur," kata Naila yang sudah mengajar sejak 2006 itu.
Wanita berjilbab itu menambahkan, dia tak malu menjadi tukang ojek. "Teman saya banyak kok yang ikut jadi pengemudi ojek begini, profesinya juga ada yang wartawan ," kata dia.
Naila mengaku akan tetap akan mengajar di TK karena menurut dia guru adalah panggilan jiwanya. "Saya bisa membagi waktu, ngajar kan waktunya sebentar, jam 11 juga sudah selesai."
Wanita lainnya yang tegiur pendapatan sebagai pengemudi Go-Jek adalah Maya Puspita (27) yang sehari-hari bekerja sebagai sales makanan.
"Saya datang ke sini melamar bersama pacar saya yang sama-sama berprofesi sebagai sales. Penghasilan kami sebelumnya sekitar Rp2,7 juta, nah ini ikut GoJek katanya tiga minggu saja bisa Rp6 juta. Kami tertarik lah, selain hasilnya kami kumpulin untuk buka ysaha sendiri, kami juga ingin untuk modal nikah," kata Maya.
Pengemudi ojek dari aplikasi Grab Bike, Tji Tian (40) warga Jelambat, Jakarta Barat, mengaku tertarik bergabung menjadi tukang ojek karena pendapatan yang tinggi.
CEO Gojek Nadiem Makarim menyebutkan, hingga saat ini Gojek sudah merekrut 35 ribu pengemudi dan 2 juta pengguna aplikasi.
"Itu pun masih kurang utuk memenuhi kebutuhan warga kota karena buktinya selama tiga minggu terakhir ini kan susah sekali pelanggan mendapat Gojek," kata Nadiem.
Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015