Jakarta (ANTARA News) - Kepala Tim Insinyur Kereta Api Cepat Perusahaan Kereta Api Tiongkok (CRC) He Huawu membenarkan bahwa pihaknya telah menyiapkan investasi senilai 5,5 miliar dolar AS untuk membangun kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Nilai 5,5 miliar dolar tersebut adalah skala pembiayaan pertama dan 25 persennya adalah modal kami (CRC)," kata He Huawu usai konferensi pers Pameran Kereta Api Cepat Tiongkok di Senayan City, Jakarta, Kamis.
Sementara itu, 75 persen dari total pembiayaan tahap pertama akan ditanggung bersama oleh pihak CRC, mitra kerja konstruksi, pemerintah, dan mitra lainnya yang nantinya bergabung dengan proyek kereta api cepat tersebut.
He juga menggarisbawahi bahwa nilai skala pembiayaan 5,5 miliar dolar AS (sekitar Rp73 triliun) tersebut tidak sejajar dengan nilai sebenarnya dari investasi yang akan ditanamkan untuk pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung.
"Jika Anda membandingkan proposal Tiongkok dengan yang lain, Anda harus memperhatikan prasyarat dari proyek tersebut benar," kata dia.
"Proposal Tiongkok ingin menegaskan bahwa setiap biaya yang dikeluarkan untuk tiap kilometernya (pembangunan kereta api cepat) lebih rendah dari pada pilihan lainnya," lanjut He.
CRC juga mengklaim bahwa perusahaannya tidak membutuhkan garansi pembiayaan dari pemerintah Indonesia karena risikonya akan ditanggung melalui kerja sama dengan mitra lokal, dalam hal ini adalah PT Wijaya Karya (Wika).
Selain itu, nilai investasi tersebut juga sudah termasuk untuk pembiayaan prakonstruksi, konstruksi dan pascakonstruksi.
Tahap prakonstruksi mencakup studi kelayakan, pelatihan operator dan teknisi, dan sebagainya.
"Beberapa pelatihan ada yang gratis, ada pula yang ditanggung pemerintah Tiongkok dan perusahaan mitra kerja," kata He.
Dalam tahap konstruksi, He mempromosikan bahwa hingga Juli 2015, CRC telah membangun 17 ribu kilometer jaringan jalur kereta api cepat di Tiongkok dan mengangkut penumpang dengan total jarak tempuh 2,7 miliar kilometer dengan aman.
Sementara pada tahap pascakonstruksi, CRC menjanjikan pengawasan dan evaluasi berkala setelah semua fasilitas selesai dibangun.
Sebelumnya, terkait usaha pemenangan tender proyek kereta api cepat tersebut, Menteri Pembangunan Nasional dan Reformasi Tiongkok Xu Siaoshi telah menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka pada Senin (10/8) untuk menyampaikan hasil studi kelayakan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.
Pewarta: A Fitriyanti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015