Foto - http://photos.prnewswire.com/prnh/20150812/257983-INFO
Polusi paling berbahaya adalah PM2.5 - particulate matter 2.5 mikron dan ukuran lebih kecil. Polusi level ini dapat berpenetrasi ke dalam paru-paru dan memicu serangan jantung, stroke, kanker paru-paru, dan asma. "Beijing bukanlah sumber PM2.5 utama di Tiongkok; namun berasal dari sejumlah kawasan industri seperti Shijiazhuang, 200 mil barat laut Tiongkok," ungkap salah satu penyusun laporan ini, Robert Rohde. Mengingat polusi ini bukanlah polusi lokal, usaha untuk mengikis polusi untuk menyambut Olimpiade 2022 akan cukup sulit."
Laporan ini dimuat di jurnal penelaahan sejawat PLOS ONE. Berkeley Earth melakukan analisa pengkajian setiap jam pada 1500 stasiun darat selama empat bulan. Muncul fakta kalau sumber PM2.5 cocok dengan belerang menunjukan kalau sebagian besar polusi berasal dari pembakaran batu bara. Di seluruh dunia, polusi udara membunuh lebih dari tiga juta jiwa setiap tahunnya - lebih banyak dari AIDS, malaia, diabetes, atau TBC.
"Polusi udara adalah bencana alam terbesar di dunia saat ini," ujar Direktur Ilmiah Berkeley Earth, Richard Muller, yang juga merupakan salah satu penyusun laporan ini. "Ketika kunjungan terakhir saya ke Beijing, polusi sudah mencapai level yang membahayakan; setiap jam terekspos polusi berarti mengurangi harapan hidup saya hingga 20 menit. Jika dianalogikan, setiap pria, wanita, dan bahkan anak-anak merokok 1,5 batang rokok setiap jamnya," tambahnya.
Direktur Ekeskutif Berkeley Earth, Elizabeth Muller, menyatakan, "Sungguh memprihatinkan untuk mengetahui fakta kalau polusi udara yang telah merenggut begitu banyak jiwa masih saja bukan menjadi salah satu isu utama bagi banyak organisasi lingkungan hidup baik di AS maupun Eropa." Dia menyebutkan sejumlah solusi untuk permasalahan ini, dari yang berskala kecil hingga berskala besar, seperti penggunaan sistem scrubber yang lebih banyak, peningkatan penghematan energi, beralih dari batu bara ke gas alam, energi nuklir, dan energi terbarukan lainnya. "Dengan menggunakan solusi-solusi tersebut, Tiongkok secara bertahap akan mengurangi kontribusinya terhadap pemanasan global. Kita bisa menyelamatkan lebih banyak jiwa sekarang dan di masa depan."
Berkeley Earth berharap dapat memperluas cakupan geografisnya ke Asia, AS, dan Eropa, dan mempelajari perubahan sumber polusi dari waktu ke waktu.
Untuk mengunduh laporan lengkap beserta gambar dan video pemetaan polusi udara, silakan klik: http://berkeleyearth.org/air-pollution-overview/
Untuk informasi lebih lanjut, atau untuk membuat perjanjian wawancara, hubungi Elizabeth Muller: liz@berkeleyearth.org; (+1) 510-517-9936.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2015