Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah diminta untuk tidak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan Tarif Dasar Listrik (TDL) untuk periode Agustus 2015 karena bila itu dilakukan dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat.
Menurut Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Heri Gunawan, ada lima indikator tidak dinaikkan BBM dan TDL oleh pemerintah.
Pertama, harga minyak dunia sedang turun. Per 13 Agustus 2015 harga crude oil (nymex) turun 0,09 atau saat ini berada di kisaran 43,21 dolar per barrel.
Kedua, kenaikan harga BBM dan TDL pasti memicu kenaikan ongkos operasional dan angkutan yang akan merembes pada naiknya harga-harga. “Dan kenaikan itu akan sulit untuk turun lagi,” kata Heri dalam rilis yang diterima ANTARA News, Jakarta, Jumat.
Faktor ketiga, ungkap anggota DPR RI dari daerah pemilihan Jawa Barat IV itu, kenaikan harga BBM dan TDL tersebut pasti akan memicu inflasi yang lebih tinggi.
“Saat ini, inflasi kita masih tinggi. Laporan BPS per Juli 2015 sebesar 7,26 persen (year to year). Kenaikan inflasi itu terjadi karena adanya kenaikan harga-harga yang ditunjukkan oleh naiknya seluruh indeks harga pengeluaran,” katanya.
Keempat, kenaikan harga BBM dan TDL tersebut akan memukul kegiatan usaha-usaha, terutama IKM dan UKM yang sedang kesulitan ongkos operasional dan produksi.
Kelima, kenaikan harga BBM dan TDL tersebut ujungnya akan memicu gelombang pengangguran yang lebih tinggi. Saat ini, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) naik 300 ribu orang.
"Berdasarkan kelima indikator tersebut, maka langkah kenaikan harga BBM dan TDL tidak bisa diterima akal sehat. Pemerintah sepertinya sedang menjebloskan rakyatnya yang sedang sulit menjadi tambah melarat. Rasa kemanusiaan pemerintah menjadi dipertanyakan," demikian politisi Partai Gerindra itu.
Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015