Jakarta (ANTARA News) - Tak ada daging bukan berarti harus khawatir kekurangan protein dan sumber gizi lainnya, karena di sekitar kita masih ada sumber makanan bergizi lainnya, yakni ikan, tempe dan sayuran.
"Selain daging maka kita punya berbagai sumber makanan hewani dan nabati lainnya, termasuk ikan dan tempe, dan Kementerian Kesehatan amat menganjurkan kita banyak-banyak konsumsi ikan dan sumber protein nabati," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP (K), MARS, DTM&H, DTCE, di Jakarta, Kamis.
Tjandra mengatakan, protein pada ikan mempunyai komposisi dan kadar asam amino esensial cukup lengkap serta asam lemak omega-3 yang mempunyai keunggulan khusus dibandingkan dengan pangan hewani lainnya.
Di samping itu, minyak hati ikan sudah lama dikenal sebagai makanan kaya sumber vitamin A yang mudah diserap tubuh. Kemudian, vitamin D serta memberikan sumbangan pada peningkatan konsumsi vitamin B1, B2, piridoksin (B6), B12 dan niasin.
Selain itu, ikan juga kaya kandungan zat besi, iodium, seng, selenium dan kalsium yang dibutuhkan tubuh.
Tjandra mengungkapkan, secara khusus peran ikan dalam penambahan gizi Ibu hamil amatlah penting, terutama omega-3 untuk perkembangan otak janin.
Selain ikan, lanjut dia, masih ada tempe yang tersedia di sekitar kita. Tempe mengandung sejumlah penting protein nabati, asam amino, berbagai jenis Vitamin B,zat besi, tembaga dan Zinc.
Ada pula bahan seperti isoflavin, riboflavin, lemak nabati, fosfor, karoten yang terkandung dalam tempe.
"Tempe relatif mudah didapat di berbagai daerah negara kita, sehingga tentu dapat saja menjadi salah satu asupan gizi penting masyarakat kita," tutur Tjandra.
Data Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) dari Balitbangkes tahun 2014 menunjukkan, konsumsi kacang dan polong serta produknya sebagai protein nabati di Indonesia adalah 56,7 gram per hari.
"Angka ini jauh lebih tinggi dari negara tetangga, Thailand dan Filipina hanya mengkonsumsi 8-9 gram per hari," kata dia.
Selain ikan dan tempe, masih ada pula sumber makanan bergizi lainnya, yakni sayuran dan buah-buahan. Data dari Balitbangkes menunjukkan, konsumsi kelompok sayur dan olahan serta buah-buahan dan olahan penduduk kita masih rendah yaitu "hanya" 57,1 gram per orang per hari dan 33,5 gram per orang per hari.
Sementara bila dilihat dari kelompok umum, konsumsi sayuran dan olahan penduduk umur 13-18 tahun dan 19-55 tahun berturut-turut adalah 45,8 gram dan 64,5 gram per orang per hari.
Sedangkan konsumsi buah-buahan dan olahannya masing-masing baru 25,2 gram dan 36,8 gram per orang per hari.
"Jumlah itu masih jauh dari jumlah konsumsi sayur dan buah yang dianjurkan oleh WHO, yaitu 400 gram per orang per hari. Dalam kelompok sayur, sayuran hijau dikonsumsi paling banyak (79,1%) dibandingkan sayur lainnya. Sebaliknya untuk kelompok buah-buahan dan olahan, buah pisang terbanyak dikonsumsi oleh penduduk," ungkap Tjandra.
"Marilah kita bersama meningkatkan makan buah dan sayur yang penuh dengan vitamin dan mineral untuk kesehatan," pungkas dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2015