"Sasaran ganda Grup Bank Dunia adalah menghilangkan kemiskinan ekstrim serta meningkatkan kesejahteraan bersama untuk 40 persen populasi terbawah pada 2030. Untuk itu, akses kepada pekerjaan yang produktif adalah cara yang paling efektif," kata Direktur Senior Bank Dunia untuk Perlindungan Sosial dan Tenaga Kerja Arup Banerji dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, diperlukan upaya guna meningkatkan investasi dalam rangka memperluas lapangan pekerjaan bagi para pemuda, khususnya bagi mereka yang dari kalangan tidak beruntung, sebagai bagian yang esensial dalam proses ini.
Bank Dunia juga telah mendukung gerakan Solusi Lapangan Pekerjaan Pemuda (S4YE) yang didukung koalisi global untuk meluncurkan strategi lima tahun guna mengatasi beragam hambatan utama yang dihadapi untuk memperluas lapangan pekerjaan bagi pemuda.
"Kami mendukung koalisi beragam pemangku kepentingan yang bertujuan menyediakan arahan dan tindakan guna memobilisasi upaya meningkatkan jumlah kaum muda yang terlibat dalam pekerjaan produktif," katanya.
Berdasarkan data Bank Dunia, jumlah pengangguran cukup mengkhawatirkan di mana pada dekade mendatang diperkirakan ada tambahan satu miliar orang yang memasuki pasar kerja global sehingga dibutuhkan setidaknya lima juta pekerjaan baru setiap bulannya untuk menyerap jumlah yang besar tersebut.
Selain itu, dipaparkan pula bahwa pada saat ini sekitar 600 juta kaum muda secara global merupakan pengangguran atau tidak bersekolah atau menjalani pelatihan.
Dikemukakan pula bahwa kaum muda saat ini rata-rata memiliki kemungkinan tiga kali lipat untuk tidak mendapatkan pekerjaan dibanding orang dewasa lainnya.
Di Indonesia, sebagaimana diberitakan, percepatan pembangunan infrastruktur di berbagai kawasan di Tanah Air dinilai mesti dapat mengkonsolidasikan masuknya investasi proyek dengan kesiapan yang dihadapi daerah seperti tersedianya tenaga kerja lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Pemerintah daerah perlu melakukan konsolidasi potensi sumber daya ekonomi yang ada di daerah agar proyek-proyek dapat memberi dampak kesejahteraan di daerah," kata Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto.
Menurut Suryo, proses konsolidasi tersebut baru akan berhasil bilamana ditunjang oleh kerjasama sinergis antara pemerintah daerah dengan dunia usaha.
Ia mengingatkan, untuk mempercepat pembangunan infrastruktur, pemerintah telah membuka pintu lebar-lebar bagi investasi asing, dengan berbagai proyek telah ditawarkan dan mendapat sambutan dari berbagai negara.
Namun, proyek-proyek besar yang ditangani investor asing pada umumnya disertai masuknya tenaga kerja asing dalam jumlah besar.
Menurut dia, bila fenomena mengalirnya tenaga kerja asing ini terus berjalan maka tujuan pembangunan untuk menciptakan kemakmuran akan terganggu. "Namun di lain pihak, kita juga perlu mempertanyakan apakah tenaga kerja di daerah telah siap untuk dikerahkan menangani proyek-proyek besar yang padat teknologi," kata Suryo.
Untuk itu, lanjutnya, maka kerja sama sinergis dengan pemerintah daerah tersebut juga akan menjadi tantangan bagi cabang-cabang Kadin yang ada di daerah-daerah di masa depan.
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2015