Jakarta (ANTARA News) - Warga negara Indonesia (WNI) awak kapal Ocean Fluorite Barge Thalia yang menjadi korban pembajakan di Teluk Arab perairan Irak berhasil pulang ke Indonesia, demikian keterangan yang diterima ANTARA News, Rabu.
Kepulangan 10 dari 11 WNI tersebut diantar oleh Duta Besar RI untuk Kuwait Tatang Budie Utama Razak, Selasa (11/8).
Mereka menggunakan maskapai penerbangan Qatar Airways QR 958.
Kesepuluhnya adalah Irzal Yunus (Kapten Kapal), Prendi Tosuli, Antonius Kabubu, Yansen Padang, Akram Achmad, Ikbal Sabri, Adrianus Nikolas, Abdul Hamka, Reli Takasili Selfie Kawalood dan Semuel Rande.
Adapun satu orang lagi yaitu Wahyu Sulistiono baru akan pulang ke Indonesia pada 13 Agustus karena ada kesalahan administrasi pada imigrasi Kuwait.
Sembilan orang awak kapal akan melanjutkan perjalanan ke kampung halaman mereka di Makassar sedangkan Reli Takasili Selfie Kawalood akan pulang ke Manado.
Sebelumnya, KBRI menerima informasi mengenai korban pembajakan itu pada 27 Juli 2015 malam waktu Kuwait yang disampaikan masyarakat melalui Facebook.
Menindaklanjuti informasi ini, Tim Perlindungan KBRI Kuwait segera mencari informasi ke instansi terkait, namun karena waktu yang sudah larut malam, maka tidak diperoleh informasi sebagaimana diharapkan.
Keesokan harinya pada 28 Juli 2015, Tim Perlindungan KBRI Kuwait kembali berkoordinasi dengan instansi terkait di Kuwait dan meminta akses mengunjungi para korban.
Pada 29 Juli 2015 KBRI Kuwait berhasil menemui pejabat terkait di Kuwait Coast Guard dan selanjutnya KBRI Kuwait bertemu dengan kesebelas WNI yang saat itu sudah ditangani pihak keamanan pada Kantor Kepolisian Subiya-Jahra.
Dari pertemuan dengan para awak ABK-WNI didapat informasi bahwa pada 23 Juli mereka menyelesaikan bongkar muat di pelabuhan Irak dan melakukan perjalanan pulang ke Persatuan Emirat Arab sekitar pukul 23.30 waktu setempat.
Tidak lama setelah meninggalkan pelabuhan ada sekelompok perompak yang menondongkan senjata otomatis ke kapal.
Para awak kemudian disandera di dalam kapal selama 2 hari dan pada hari ketiga mereka dipindahkan ke kapal nelayan berbendera Irak untuk disekap selama semalam sebelum akhirnya mereka "dibuang" di pantai Pulau Bubiyan yang merupakan wilayah Kuwait.
Dengan berbekal satu jerigen air, mereka berjalan selama tiga jam dan akhirnya menemukan aparat keamanan Kuwait dan selanjutnya ditampung di Markas Kepolisian Subiya-Jahra, provinsi Kuwait yang berbatasan dengan Irak.
Salah satu ABK WNI menyampaikan kejadian tersebut kepada saudaranya yang selanjutnya dimuat di Facebook.
KBRI Kuwait berupaya menampung kesebelas ABK WNI korban pembajakan di KBRI, namun otoritas Kuwait tidak mengizinkan karena perlu melakukan investigasi lebih lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
KBRI Kuwait secara intensif mengawal proses penanganan korban pembajakan ini dan terus berkoordinasi baik dengan aparat Kuwait dan perusahaan di mana kesebelas ABK WNI bekerja.
KBRI Kuwait juga memenuhi kebutuhan mereka hingga mereka dapat kembali ke tanah air.
Pewarta: Monalisa
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2015