Salah satunya adalah tumpeng. Uniknya, tumpeng yang disajikan di Cafe Gran Via itu berwarna Merah Putih dan didekorasi 17 macam lauk-pauk yang berasal dari berbagai macam daerah di Indonesia.
Ini satu cara merayakan dan menghormati kemerdekaan Indonesia.
"Berangkat dari ide menyambut peringatan hari kemerdekaan, ditambah perayaan sendiri identik dengan Tumpeng, maka kami modifikasi dan variasikan dengan berbagai masakan nusantara," kata Apep Hendrawan, Executive Chef Cafe Gran Via yang berlokasi di Gran Melia Hotel, di Jakarta, Selasa.
Tumpeng sendiri, menurut Chef Apep, berasal dari Jawa Tengah, tepatnya Keraton, di mana setiap Keraton melangsungkan hajatan, Tumpeng pasti disajikan dalam gelaran tersebut.
Seperti dalam Grebeg Mulud, salah satu acara rutin tiap tahun di Keraton Surakarta, Solo, untuk memperingati hari Maulud (kelahiran) Nabi Muhammad SAW. Pada acara itu akan dikirab Gunungan Tumpeng Raksasa dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung Surakarta.
Chef Apep mengungkapkan dasar pembuatan tumpeng Merah Putih seperti halnya membuat nasi uduk. Sementara bahan dari lauk pauk yang disajikan, berasal dari ikon masakan nusantara diantaranya burung dara dan ayam kampung.
"Dasarnya seperti membuat nasi uduk, tapi untuk warna merahnya kami tambahkan pasta tomat dan bubuk paprika," kata dia.
Dalam pembuatannya, Chef Apep mengaku menghadapi kesulitan yang sebagian besar berasal dari bahan-bahan dalam memasak lauk pauk nusantara.
"Dalam satu tumpeng terdapat beraneka macam lauk pauk, bahan dan bumbu dari lauk pauk itu merupakan tantangan tersendiri," ujar dia.
"Seperti dalam membuat Woku Ambon, diperlukan bumbu khas dari Ambon untuk membuat sajian tersebut, tapi bisa kami siasati dengan bumbu lain," sambung dia.
Untuk membuat tumpeng itu, Chef Apep mengatakan memiliki tim yang berisi empat orang untuk mengerjakannya selama kurang lebih 3-4 jam.
Tumpeng Merah Putih itu hadir di Cafe Gran Via yang berlokasi di Gran Melia Jakarta pada 10 hingga 18 Agustus 2015.
Tidak hanya Tumpeng, restoran tersebut juga menawarkan berbagai macam masakan khas tradisional Indonesia antara lain Rujak Natsepa, Kohu Kohu, Kerabu Betik dan Selat Solo, serta sejumlah jajanan pasar seperti Bandros, Celorot dan Carabikang.
"Berangkat dari ide menyambut peringatan hari kemerdekaan, ditambah perayaan sendiri identik dengan Tumpeng, maka kami modifikasi dan variasikan dengan berbagai masakan nusantara," kata Apep Hendrawan, Executive Chef Cafe Gran Via yang berlokasi di Gran Melia Hotel, di Jakarta, Selasa.
Tumpeng sendiri, menurut Chef Apep, berasal dari Jawa Tengah, tepatnya Keraton, di mana setiap Keraton melangsungkan hajatan, Tumpeng pasti disajikan dalam gelaran tersebut.
Seperti dalam Grebeg Mulud, salah satu acara rutin tiap tahun di Keraton Surakarta, Solo, untuk memperingati hari Maulud (kelahiran) Nabi Muhammad SAW. Pada acara itu akan dikirab Gunungan Tumpeng Raksasa dari Keraton Surakarta menuju Masjid Agung Surakarta.
Chef Apep mengungkapkan dasar pembuatan tumpeng Merah Putih seperti halnya membuat nasi uduk. Sementara bahan dari lauk pauk yang disajikan, berasal dari ikon masakan nusantara diantaranya burung dara dan ayam kampung.
"Dasarnya seperti membuat nasi uduk, tapi untuk warna merahnya kami tambahkan pasta tomat dan bubuk paprika," kata dia.
Dalam pembuatannya, Chef Apep mengaku menghadapi kesulitan yang sebagian besar berasal dari bahan-bahan dalam memasak lauk pauk nusantara.
"Dalam satu tumpeng terdapat beraneka macam lauk pauk, bahan dan bumbu dari lauk pauk itu merupakan tantangan tersendiri," ujar dia.
"Seperti dalam membuat Woku Ambon, diperlukan bumbu khas dari Ambon untuk membuat sajian tersebut, tapi bisa kami siasati dengan bumbu lain," sambung dia.
Untuk membuat tumpeng itu, Chef Apep mengatakan memiliki tim yang berisi empat orang untuk mengerjakannya selama kurang lebih 3-4 jam.
Tumpeng Merah Putih itu hadir di Cafe Gran Via yang berlokasi di Gran Melia Jakarta pada 10 hingga 18 Agustus 2015.
Tidak hanya Tumpeng, restoran tersebut juga menawarkan berbagai macam masakan khas tradisional Indonesia antara lain Rujak Natsepa, Kohu Kohu, Kerabu Betik dan Selat Solo, serta sejumlah jajanan pasar seperti Bandros, Celorot dan Carabikang.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015