Madiun (ANTARA News) - Bupati Madiun Muhtarom menjamin stok daging sapi di wilayah Kabupaten Madiun, Jawa Timur, aman sehingga tidak berdampak dengan aktivitas para pedagang dan pembeli komoditas tersebut di pasaran.

"Gejolak daging sapi yang terjadi di Jakarta dan sejumlah daerah lain di Indonesia, tidak berpengaruh di Madiun. Hal itu karena stok daging sapi di Kabupaten Madiun dan sekitarnya sangat aman, bahkan alhamdulillah melimpah," ujar Bupati Madiun Muhtarom saat mengunjungi acara Kontes Ternak Kabupaten Madiun tahun 2015, di Pasar Hewan Desa Bajulan, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Selasa.

Menurut dia, stok yang melimpah tersebut disebabkan karena populasi ternak sapi yang banyak di wilayah kabupaten setempat. Bahkan, akibat jumlah populasi yang banyak tersebut, Kabupaten Madiun menjadi salah satu wilayah yang mengirim ternak sapi ke luar daerah.

Data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Madiun mencatat, populasi sapi potong di Kabupaten Madiun hingga tahun 2015 mencapai 57.321 ekor.

"Jumlah ternak di Kabupaten Madiun rata-rata meningkat 10 hingga 15 persen setiap tahunnya. Tidak hanya sapi yang melimpah, ternak lainnya seperti kambing, domba, dan unggas juga melimpah," kata Muhtarom.

Dengan stok yang melimpah tersebut, pihaknya optimistis harga komoditas daging sapi di wilayah Kabupaten Madiun akan stabil, meskipun mulai naik.

Adapun saat ini, harga daging sapi di sejumlah pasar tradisional Kabupaten Madiun mencapai Rp110.000 per Kilogram. Harga itu tidak jauh berubah dengan kondisi saat lebaran lalu.

Ia juga mengemukakan, kondisi di Madiun berbeda dengan Jakarta dan kota besar lainnya yang memang memungkinkan peredaran daging sapi impor. Untuk itu, ia memastikan tidak ada daging sapi impor di wilayahnya.

"Tidak ada daging sapi impor di wilayah Madiun. Saya jamin semua yang dijual di pasar tradisional Madiun adalah daging sapi lokal," tambahnya.

Kepala Bidang Agribisnis Dinas Peternakan Jatim, Rohayati, menyatakan, beberapa tahun terakhir Jawa Timur selalu surplus sapi. Kondisi tersebut membuat Jatim tidak menerima impor sapi potong dari Australia.

"Populasi sapi di Jawa Timur mencapai 4,28 juta ekor. Dari populasi itu, Jawa Timur mampu menyuplai 30 persen dari kebutuhan nasional," ungkap Rohayati saat menghadiri acara yang sama.

Suplai tersebut dikirim ke sejumlah provinsi. Di antaranya, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan ke luar Pulau Jawa. Berkat surplus sapi, kata Rohayati, Jatim tidak mengalami lonjakan tinggi soal harga sapi. Saat ini, harga sapi di Jawa Timur berkisar antara Rp95.000 hingga Rp125.000 per Kilogram.


Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo/Louis Rika
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2015