Dalam pernyataan yang disiarkan oleh Saudi Press Agency (SPA), Departemen Paspor mendesak semua warga Yaman di Kerajaan penghasil utama minyak dunia tersebut mengurus pengesahan keberadaan mereka sebelum masa tenggang berakhir pada 16 Agustus.
Departemen itu memperingatkan tindakan hukum akan dilakukan terhadap pelanggar setelah berakhirnya masa tenggang.
Sebelumnya, Kerajaan tersebut mengumumkan masa tenggang merespons permintaan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi agar Arab Saudi mendukung warga dan pemerintah Yaman.
Masa itu berakhir pada 7 Juli, tapi Arab Saudi memperpanjangnya lagi sampai 16 Agustus atas permintaan Pemerintah Yaman di pengasingan di Riyadh.
Warga negara Yaman yang tinggal ilegal di Arab Saudi bisa memperoleh visa kunjungan enam bulan yang dapat diperbarui setelah memperoleh dokumen perjalanan dari pemerintah mereka. Mereka juga diperkenankan bekerja sejalan dengan peraturan di negeri tersebut.
Pada 26 Maret, koalisi pimpinan Arab Saudi memulai serangan udara terhadap kelompok gerilyawan Syiah Yaman, Al-Houthi, dan pasukan yang setia kepada mantan presiden Ali Abdullah Saleh yang dituduh mendukung gerilyawan Al-Houthi untuk menggulingkan Hadi dan memulihkan pemerintah terguling.
Aksi perlawanan 2011, yang memaksa presiden Ali Abdullah Saleh meletakkan jabatan, menandai berakhirnya 33 tahun kekuasaannya di negara Arab tersebut.
Situasi keamanan di Yaman memburuk sejak konflik meletus di beberapa provinsi di bagian selatan negeri itu, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015