Chicago (ANTARA News) - Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange menguat di atas 1.100 dolar AS pada Senin (Selasa pagi WIB) didukung melemahnya dolar AS, setelah jatuh untuk minggu ketujuh berturut-turut.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Desember naik 10 dolar AS, atau 0,91 persen, menjadi menetap di 1.104,10 dolar AS per ounce, lapor Xinhua.

Indeks dolar AS turun 0,43 persen menjadi 97,17 pada pukul 18.02 GMT. Indeks adalah ukuran dolar terhadap sekeranjang mata uang utama.

Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan arah, yang berarti jika dolar melemah maka emas berjangka akan naik karena emas yang dihargakan dalam dolar menjadi lebih murah bagi para investor.

Harga logam mulia terganjal dari kenaikan lebih lanjut karena para pedagang bereaksi terhadap laporan ketenagakerjaan AS yang dirilis pada Jumat (7/8), yang menempatkan tekanan pada emas.

Para analis mengatakan laporan tersebut mendukung kenaikan tingkat suku bunga Federal Reserve AS pada September, sehingga mendorong investor menjauh dari emas dan menuju aset-aset dengan tingkat pengembalian, karena logam mulia tidak mengenakan suku bunga. Belum ada kenaikan suku bunga The Fed sejak Juni 2006, sebelum awal krisis keuangan Amerika.

Perak untuk pengiriman September bertambah 47,1 sen, atau 3,18 persen, menjadi ditutup pada 15,292 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober naik 27,6 dolar, atau 2,87 persen, menjadi ditutup pada 989,80 dolar AS per ounce.

(T.A026)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015