Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan,
Prof dr Tjandra Yoga Aditama, mengatakan, cuaca yang panas di Tanah Suci berhubungan dengan munculnya risiko dehidrasi, heat stroke dan penurunan daya tahan tubuh.
Oleh karena itu penting untuk menjaga hidrasi.
"Cuaca yang panas akan dapat berhubungan dengan setidaknya tiga hal, yaitu kemungkinan heat stroke, kemungkinan dehidrasi, dan penurunan daya tahan tubuh," kata Aditama, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Selain itu, lanjut dia, calon jemaah haji diharapkan juga waspada pada kemungkinan MERS- CoV yang dikenal luas sebagai penyakit yang masih terus terjadi di Arab Saudi.
Sampai awal Agustus ini terjadi sekitar 1382 kasus MERS- CoV di dunia dan 493 kasus di antaranya berujung pada penderitanya meninggal dunia.
"Selain MERS CoV maka kita perlu juga mewaspadai Ebola, walaupun jumlah kasusnya memang sudah turun amat tajam di Afrika," kata dia.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015