Semarang (ANTARA News) - Penjualan bendera Merah Putih dan pernak-pernik terkait dengan peringatan HUT Ke-70 RI, oleh para pedagang semakin terlihat semarak di pinggir jalan-jalan utama Kota Semarang sejak beberapa hari terakhir.
"Saya bersama 60 teman dari Tasikmalaya, Jawa Barat datang ke Semarang untuk berjualan bendera dan umbul-umbul karena memanfaatkan momentum hari kemerdekaan ini," kata salah satu pedagang bendera, Yudi, di Jalan Sriwijaya Semarang, Senin.
Ia mengaku setiap tahun datang ke Semarang untuk berjualan bendera karena keuntungan yang didapat cukup besar dibandingkan saat berjualan di rumah.
Yudi mengaku sudah melakukan hal tersebut sejak 2007 hingga saat ini. Bahkan, dirinya juga berjualan di tempat yang sama setiap tahunnya di Kota Semarang.
Untuk penjualan pada 2015, dia sudah berada di Kota Semarang sejak 2 Agustus dan berjualan mulai pukul 07.00-17.00 WIB setiap hari.
"Ini seperti kegiatan tahunan bagi saya dan teman-teman untuk merantau ke kota lain berjualan bendera. Tidak hanya di Semarang, tetapi juga ke seluruh wilayah di Indonesia, bahkan ada yang berjualan hingga Papua," katanya.
Mengenai barang dagangan, Yudi dan beberapa teman membeli dari tempat yang sama di Ciamis Jawa Barat.
Ia mengaku ada beberapa penyuplai bendera dan pernak-pernik itu dalam besar di Ciamis.
Yudi mengaku dalam satu hari bisa mengantongi penghasilan bersih Rp200 ribu. Jumlah tersebut bisa lebih besar saat hari libur.
"Kalau hari libur jumlah pembeli semakin banyak, bahkan penghasilan kotor bisa sampai Rp3 juta/hari," katanya.
Penjual lain, Budi, mengaku lebih suka berjualan bendera di Semarang dibandingkan dengan kota-kota besar lain karena masyarakat Semarang memiliki daya beli tinggi.
"Jadi setiap tahun saya sengaja berjualan di Semarang, kebanyakan pembeli ini karena ingin membeli bendera yang baru untuk mengganti bendera lama," katanya.
Ia berharap, pemerintah lebih memperhatikan para pedagang, khususnya dari sisi keamanan.
Dia mengakui terjadi praktik pungutan liar yang dilakukan oleh sejumlah oknum kepada penjual bendera.
"Kalau saya belum pernah, tetapi beberapa teman saya pernah dipaksa oleh beberapa orang agar mau memberikan uang dalam jumlah tertentu. Kejadian ini membuat kami was-was saat berjualan," katanya.
Pewarta: Aris W Widiastuti
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015