Sejak harga daging terus meroket kami menghentikan produksi karena tidak ada daging sapi untuk dibuat abon atau dendeng. Harga daging saat ini meroket namun stok tidak ada di pasaran. Untuk meminimalisasi pengeluaran kami rumahkan dulu karyawan, "

Cianjur (ANTARA News) - Pembuat abon dan dendeng sapi di Cianjur, Jabar, terpaksa merumahkan belasan karyawannya karena meroketnya harga daging dan minimnya stok daging sapi untuk bahan abon dan dendeng di pasaran.

H Asep Wahyudin pemilik rumah produksi abon sapi di Jalan Salakopi, di Cianjur, Senin, mengatakan, sejak satu pekan terakhir pihaknya terpaksa merumahkan belasan karyawannya karena tidak lagi berproduksi.

"Sejak harga daging terus meroket kami menghentikan produksi karena tidak ada daging sapi untuk dibuat abon atau dendeng. Harga daging saat ini meroket namun stok tidak ada di pasaran. Untuk meminimalisasi pengeluaran kami rumahkan dulu karyawan," katanya.

Hal tersebut, tutur dia, diperparah dengan mogoknya pedagang daging di wilayah tersebut dan beberapa wilayah terdekat seperti Bandung, Sukabumi dan Bogor."Apa yang mau dibuat, kalau bahan baku tidak ada. Biasanya harga naik barang tetap ada," katanya.

Selama ini, ungkap dia, pihaknya dapat memproduksi 300 kilogram daging sapi menjadi abon dan dendeng yang semula dijual perkilo Rp210 ribu, namun saat ini terpaksa dijual Rp240 ribu perkilo. Tingginya harga tersebut, tambah dia, berdampak terhadap penjualan yang menurun karena pembeli mengurungkan niatnya ketika mengetahui harga melambung.

Sementara itu, Rizal seorang pembeli, membenarkan hal tersebut. Dia yang berencana membeli abon dan dendeng sebagai oleh-oleh untuk tetangga dan rekan kerjanya di Jakarta, mengurungkan niatnya memborong karena harganya melambung.

"Banyak yang titip juga karena rasa abon dan dendeng Cianjur, beda dengan daerah lain. Namun saya mengurungkan niat karena harganya melambung, sedangkan dana yang saya bawa minim. Mungkin hanya untuk yang sudah titip uang saya beli, itupun jumlahnya dikurangi," katanya.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2015