"Perempuan itu kerentanannya lebih tinggi tertular HIV, pertama karena secara biologis, susunan tubuhnya," ujar Asti di Jakarta, Senin.
Lebih lanjut, kata dia, dibandingkan para laki-laki, bentuk salah satu organ reproduksi perempuan yakni vagina. Dindingnya terlapisi selaput lendir yang lebih rentan luka saat berhubungan seksual.
"Pada laki-laki, yang organ reproduksinnya (penis) sebagian besar tertutupi kulit, hanya sebagian kecil yang terlapisi selaput lendir, sehingga tidak mudah luka saat melakukan hubungan seksual. Perempuan sebaliknya, ketika bergesekan saja bisa luka apalagi dipaksa," kata dia.
Selain faktor biologis, perempuan juga secara sosial masih berada dalam kondisi lemah dibandingkan laki-laki.
"Lalu, secara sosial perempuan yang tidak mampu menolak, lalu diancam pasangan. Atau perempuan (istri) yang tahu suaminya berisiko tetapi tidak mau bicara," kata Asti.
Faktor lainnya, tambah dia, semisal hak-hak perempuan yang tidak terpenuhi semisal pendidikan yang masih rendah, sehingga memiliki informasi terbatas soal HIV dan cara penularannya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015