Yangon (ANTARA News) - Banjir parah berdampak pada hampir satu juta orang di Myanmar menurut data terkini dari Kementerian Kesejahteraan Sosial, Bantuan dan Permukiman, Senin.
Banjir itu merendam lebih dari 486.000 hektare lahan pertanian dan menyebabkan lebih dari 177.957 hektare di antaranya rusak menurut Kementerian Pertanian dan Irigasi negeri itu.
Data statistik menunjukkan jumlah korban jiwa akibat banjir parah di seluruh negeri itu telah naik menjadi 100 lebih sejauh ini dengan korban jiwa paling banyak di Negara Bagian Rakhine.
Banjir dan tanah longsor baru-baru ini telah merusak lebih dari 3.000 sekolah, memaksa sekolah ditutup, kata beberapa sumber resmi.
Menurut laporan terkini, kenaikan permukaan air membuat wilayah Delta Ayeyawaddy di bagian barat-daya Myanmar, yang merupakan sumber padi di negeri tersebut, terancam terendam.
Warga di daerah dataran rendah di Delta Ayeyawaddy diberi peringatan dan didesak pindah ke tempat yang lebih aman selama permukaan air Sungai Ngawun dan Ayeyawaddy tetap berada di atas batas bahaya di sebanyak empat kota praja, Hinthada, Nyaungdon, Zalun dan Seikhta.
Banjir karena hujan lebat, yang terjadi sejak Juni, telah mempengaruhi 13 wilayah dan negara bagian di Myanmar, merusak rumah, lahan pertanian, rel kereta, jembatan dan bahkan jalan-jalan.
Pemerintah Myanmar pada 31 Juli mengumumkan empat daerah bencana yaitu Negara Bagian Rakhine, Chin, Sagaing dan Magway Negara Bagian. Negara Bagian Rakhine paling parah dilanda bencana, demikian seperti dilansir kantor berita Xinhua. (Uu.C003)
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2015