Jakarta (ANTARA News) - Pakar Teknologi Informasi Rudi Rusdiah mengatakan peranan data sangat penting terutama memasuki era ledakan data atau "big data" serta bisa dimanfaatkan untuk mengantisipasi berbagai dampak bencana alam di Tanah Air.
"Memasuki era "big data" peranan data sebagai komoditas strategis semakin nyata. Data tersebut bisa dianalisis dan dimanfaatkan untuk antisipasi berbagai dampak bencana alam," ujar Rudi di Jakarta, Sabtu.
Analisa "big data" atau "Big Data Analytics" (BiDA) yang berasal dari berbagai sumber telah dimanfaatkan beberapa negara seperti AS, Malaysia dan negara maju lainnya.
Di Tanah Air bisa memanfaatkan BiDA untuk mengantisipasi dampak El Nino, misalnya dengan sintesis data dari citra satelit cuaca, GPS dan penginderaan jauh, sensor-sensor cuaca BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika) serta stok pangan BULOG dan Kementerian Pertanian hingga BPS, Kementerian Pertahanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Hutan, Kementerian Kelautan, hingga Kementerian Kominfo.
"Masalah utama dari sintesis BiDA ini adalah ego sektoral dan koordinasi antarkementerian," tambah dia.
Bahkan, Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat atau NSA juga memanfaatkan BiDA dengan koordinasi data selain dari data Statistik ekonomi dan mengintegrasi dengan data intelijen yang diperoleh dari berbagai perusahaan media sosial.
"Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebenarnya sudah dapat menghasilkan data-data atau informasi yang strategis dan dapat menghasilkan indikator baik sektoral maupun ekonomi suatu negara," jelas Rudi yang baru menerima gelar doktor ekonomi dari Universitas Trisakti itu.
Akan tetapi, yang menjadi kendala dari BPS adalah kendala waktu dan koordinasi survei data, sehingga data yang terkumpul menggunakan data yang sudah agak kadaluwarsa.
"Solusinya, adalah survei harus dilakukan secara reguler," ujarnya.
Jika data yang dihasilkan oleh BPS sesuai dengan kondisi kekinian, lanjut dia, Indonesia tidak perlu tergantung pada data analisis global seperti IDC, Google, Bank Dunia bahkan data global CIA, hingga internet.
Pewarta: Indriani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2015